Suka Makmue, Mitra Mabes.com – Hari ini SD Negeri..gelar Hari Pendidikan Nasional, merupakan hari besar Nasional yang di peringati oleh seluruh sekolah yang ada di Indonesia, mengingat pendidikan merupakan hal yang penting dalam kemajuan suatu negara, hari Pendidikan Nasional juga bertepatan hari kelahiran Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara.
Dalam arahan singkat kepala sekolah SD Negeri Simpang Deli Salmiati, S. Pd mengajak seluruh elemen dan para guru untuk bersinergi guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berpihak kepada murid dan ciptakan lingkungan belajar yang aman ,nyaman dan menyenangkan bagi seluruh murid.
Pada kesempatan itu Kepala sekolah Salmiati, S. Pd juga bercerita tentang sejarah Ki Hajar Dewantara bahwa Ki Hajar Dewantara lahir di pada tanggal 2 Mai 1889, Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keraton Yogyakarta, ia lahir dengan nama asli Raden Mas Suewardi Soerya ningrat, sebagai keturunan Ningrat Soewardi, kecil berkesempatan menempuh pendidikan bersama anak- anak dari bangsa Eropa di Hindia Bagaimana ia kelak membuat marah penjajah dan menjadi pahlawan pendidikan.
Ki Hajar Dewantara masa kecil sekolah di Sekolah Dasar untuk orang Eropa, Eurepeesche Lagere School ( ELS) kemudian ia melanjutkan ke STOVIA sekolah dokter bumiputera pada 1905 karena kerap sakit, ia tidak menamatkan sekolah tingginya.
Ki Hajar Dewantara beragam hal baru, dari menggeluti sebagai profesi wartawan, salah satu surat kabar yang pernah tempatnya berkarya yaitu sedyatomo , tulisannya penuh dengan komunikatif, tajam dan partiotik sehingga mampu membangkitkan semangat anti penjajahan,’ ungkapnya
Setelah kemerdekaan ki Hajar Dewantara sempat menjadi menteri pendidikan pengajaran, dan kebudayaan yang pertama. Ia sempat meraih gelar dokter Honoris Causa dari universitas Gadjah Mada pada Tahun 1957. Dua tahun kemudian sang pahlawan pendidikan Indonesia wafat tepatnya pada tanggal 28 April 1959 di Jogyakarta dan di makamkan disana.
Usai upacara hari pendidikan nasional diteruskan dengan memberi santunan kepada anak yatim dan sekali Gus perpisahan anak kelas VI peda kesempatan itu kepala sekolah Meminta maaf mungkin para guru ada memarahi dan memukul anak- anak selama di sekolah, kami marah dan memukul karena sayang bukan karena benci karena kami ingin anak kami pandai dan patuh, semoga anak- anakku terus belajar dan belajar, dan bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi disana anak- anak bisa meneruskan karyanya” Harap Salmiati,S. Pd
Pada kesempatan itu salah seorang wali murid ibu Satmi mengucapkan terimakasih kepada kepala sekolah dan kepada seluruh para guru yang telah mendirikan dan yang telah memberikan ilmunya kepada anak- anak kami semoga bisa berguna bagi nusa dan bangsa,” Kata Wali Murid Satmi
Pada kesempatan itu Plt kepala desa Suka Ramai Januar menyampaikan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib, maka dari itu anak – anak teruslah belajar dan berbaktilah kepada kedua orang tua dan kepada para guru yang telah mendidik dan mengajar kita selama VI tahun baik suka maupun duka,semoga anak – anak bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.” ( Ainon)