Mitramabes.com- Sumatera Utara, Batu Bara- Muhammad Fikri (13 tahun) yang tinggal di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram, pukul 20.30 wib yang telah menjadi sasaran keganasan muslim, yang dengan telah memukul anak tersebut pada bahagian kepala sehingga kehilangan kesadaran (pingsan), serta menarik rambut kepala anak tersebut, lalu mengangkat fikri keatas kendaraan sepeda motor, Sabtu malam, 16/12/2023.
Yang mana, sipelaku dengan menggunakan sepeda motor dan berboncengan, dengan seorang teman laki laki, tanpa mengetahui dari apa kesalahan anak tersebut, lalu, sipelaku (muslim) menjambak rambut Fikri, serta sambil menarik dan mengangkatnya keatas kenderaan, sementara Fikri dalam keadaan tidak menyadarkan diri.
Yang mana, kakak dari anak tersebut (Fikri) mendapatkan kabar dari seorang teman nya, yang mengabarkan, yang bahwasanya, adik nya telah di bawa oleh dua orang laki laki yang mengendarai sepeda motor, yang menuju ke arah gang kenari, sang kakak pun terus berupaya untuk mengejar kendaraan tersebut.
Tak berapa lama, si kakak pun menemukan adik nya di sebuah rumah warga, yang dikenal dengan sebutan Bu Mega, lalu terjadi keributan antara Bu Mega dengan muslim, yang sebagai pembawa anak tersebut, lalu Bu Mega pun dengan melerai dengan berkata, “anak itumasih kecil, yang tak pantas dilakukan seperti layak nya menyiksa orang sampai sedemikian”.
Setelah itu, ada seorang pemuda yang bernama Ulim, yang menyelamatkan anak tersebut, sehingga mengantarkan anak tersebut kerumah orang tua nya.
Pada pukul lebih kurang jam 22.00 wib, Orang tua perempuan nya (mamak anak tersebut) lalu membawa nya ke sebuah Balai pengobatan swasta yang bernama Bella, yang terletak di jalan Merdeka, Tanjung Tiram, dengan terlampir surat keterangan sakit atas nama Muhammad Fikri (13 tahun), jenis kelamin laki laki, yang dengan tertulis keterangan memar sekitar kepala pada bahagian belakang.
Dengan merasa tak puas hati, orang tua perempuan (ibu) pun melaporkan akan kejadian tersebut kepada kepolisian yang terletak di kelurahan labuhan ruku (Polsek Labuhan Ruku), lalu dari pihak kepolisian itu pun menemani serta mengantarkan orang tua dan anak tersebut untuk di periksa, namun pihak dari puskesmas, tidak terdapat dokter piket nya, serta di temukan dari salah seorang perewat.
Rahmi selaku perawat yang bertugas di puskesmas labuhan ruku pada saat kejadian penganiayaan anak di bawah umur, Minggu dini hari sekitar jam 00.52 wib, yang mengatakan kepada orang tua korban yang didampingi oleh pihak kepolisian, “doktor tidak ada malam ini, dan besok bawa ke 50 saja”.
Dari hasil kompirmasi dari awak media kepada pihak sikorban saat berkunjung kerumah nya, “yang mana, sikorban berada sedang duduk duduk di gang samping rumah bermain hp, namun tiba tiba datang sepeda motor yang dikendarai oleh sipelaku yang berboncengan, lalu menghampiri sikorban, namun setelah melontarkan pertanyaan, dari pihak sipelaku pun langsung melakukan tindak kan kekerasan kepada sikorban sehingga anak tersebut sampai tidak menyadarkan diri, juga terjadi keributan antara warga dengan sipelaku tersebut untuk menyelamatkan sikorban dari pegangan sipelaku”, terang dari keluarga korban.
Harap dari keluarga korban (Fikri), memohon kepada aparat penegak hukum, kepada perlindungan anak kabupaten, agar si pelaku dapat diberikan sangsi yang setimpal, sebagai bukti dari hasil atas perbuatan nya yang sesuai dengan hukum yang berlaku. (ilo).