Takengon –MBS
Kapolres Aceh Tengah AKBP Muhamad Taufiq, S.I.K., M.H., yang diwakili Wakapolres Kompol Samsir, S.H., bersama unsur Forkopimda menghadiri pembukaan Pacuan Kuda Tradisional Gayo dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Pacuan Kuda H.M. Hasan Gayo, Kampung Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Senin (25/8/2025) pukul 11.00 WIB.
Dengan mengusung tema “Tradisi untuk Prestasi”, perhelatan budaya tahunan masyarakat Gayo itu dibuka langsung oleh Bupati Aceh Tengah Drs. Haili Yoga, M.Si., dan turut dihadiri Wakil Bupati Muchsin Hasan, MSP., Dandim 0106 Letkol Inf Raden Herman Sasmita, Plt. Kajari Aceh Tengah Sayid Muhammad, S.H., M.H., Ketua MPU, Ketua Mahkamah Syariah, Kadispora, anggota legislatif, tokoh masyarakat, para pemilik kuda, serta ratusan warga.
Kadispora Aceh Tengah, Sukirman, S.STP, M.Ec.Dev., dalam laporannya menyebutkan pacuan kuda tahun ini diikuti 218 ekor kuda dari tiga kabupaten, yakni Aceh Tengah (116 ekor), Bener Meriah (83 ekor), dan Gayo Lues (19 ekor). Sebanyak 16 kelas diperlombakan, dengan hari pertama menampilkan 8 race dari kategori Gayo Muda dan E Muda.
Bupati Aceh Tengah menegaskan bahwa pacuan kuda tidak hanya menjadi olahraga khas, tetapi juga merupakan warisan budaya Gayo yang memiliki nilai sosial, ekonomi, dan pariwisata.
“Sejalan dengan tema HUT RI ke-80, Tradisi untuk Prestasi, pacuan kuda ini diharapkan semakin memperkenalkan Aceh Tengah sebagai destinasi wisata budaya sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Gayo,” ujarnya.
Kapolres Aceh Tengah AKBP Muhamad Taufiq, S.I.K., M.H., melalui Wakapolres Kompol Samsir, S.H., memberikan apresiasi atas penyelenggaraan pacuan kuda yang selalu menjadi agenda istimewa bagi masyarakat Gayo. Ia menegaskan Polri siap mengawal penuh jalannya kegiatan.
“Polri menerjunkan personel untuk pengamanan terbuka maupun tertutup, serta pengaturan arus lalu lintas, demi memastikan jalannya perlombaan berlangsung aman, tertib, dan lancar,” tegasnya.
Wakapolres juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, ketertiban, serta menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap pertandingan.
Pembukaan berlangsung khidmat dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Tawar Sedenge, dilanjutkan laporan panitia, sambutan Bupati, doa bersama, hingga race perdana yang disambut riuh tepuk tangan penonton.
Suasana penuh semangat dan antusias masyarakat menjadikan pacuan kuda kali ini bukan hanya sekadar arena adu kecepatan, melainkan juga simbol persaudaraan, sportivitas, dan pelestarian budaya Gayo yang tetap terjaga hingga kini.