Indramayu mbs, – Adaptasi, integritas dan sikap rendah hati, menjadi tiga unsur pembentukan karakter yang penting bagi para sarjana dan magister lulusan Universitas Wiraloda Indramayu.
“Dalam proses pengembangan karakter, tiga hal penting yang harus menjadi pedoman para lulusan Unwir ialah adaptasi, integritas, dan sikap rendah hati,” tutur Dr H Dudung Indra Ariska, SH MH, Sabtu (27/09/2025)
Dudung yang merupakan Ketua Yayasan Unwir itu mengingatkan soal ketiga hal yang berkaitan dengan pembentukan dan pengembangan karakter saat memberi sambutan pada acara Wisuda Sarjana dan Magister Gelombang II Tahun 2025 Unwir di Aula Nyi Endang Darma, Indramayu.
Adaptasi, menurutnya, merupakan kunci dari keberhasilan dalam interaksi, dialog dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Proses adaptasi dimulai dengan pembelajaran tentang lingkungan dan dinamikanya. Berdasarkan hasil pembelajaran tersebut, dilakukan penyesuaian untuk bisa sampai pada kesepakatan kolektif.
Sedangkan Integritas adalah konsistensi antara prinsip atau nilai yang harus di menej serta dikendalikan dengan pikiran, sikap, dan perbuatan secara terus-menerus.
“Dengan integritas, lulusan universitas wiralodra akan mempunyai pegangan dan orientasi serta dapat dipercaya dan diandalkan dalam lingkungan sosial,” tutur Dudung.
Sedangkan sikap rendah hati, maknanya berkaitan dengan kepekaan dan kepedulian terhadap orang-orang maupun hal-hal yang terjadi di lingkungan sosial sekitar kita.
Sikap rendah hati akan membantu dalam meningkatkan rasa responsive, tidak merasa dan menonjolkan keakuan, tetapi menjadi siap mendengar pendapat orang lain, tanpa mempersoalkan latar pendidikan ataupun status sosial.
“Ketiga unsur karakter tersebut saling berkaitan dan mendukung. Setiap unsur tersebut akan selalu saling mempengaruhi dan saling membutuhkan,” tutur Dudung.
Dijelaskan, ketika membangun kemampuan untuk beradaptasi, perlu disertai dengan upaya untuk membangun dan menjaga integritas, serta kepekaan dan kepedulian.
Sehingga terbangun integritas yang relate, merasa terhubung dengan emosional sesama dalam memahami dinamika hidup pada lingkungan sosial dimana kita beraktivitas,” lanjutnya.
Dalam sambutan tersebut, Dudung mengingatkan, mulai hari ini, hingga hari hari kedepan berikutnya, para wisudawan dan wisudawati memasuki lingkungan sosial baru yang penuh dinamika, dengan ragam tantangan komplek.
“Saudara akan berada disituasi dan keadaan tertentu yang proses dan dinamikanya bagaikan mengarungi hamparan samudera luas dan tidak berbatas, dengan riak ombak bergelombang besar, yang tentunya memerlukan potensi diri yang prima agar tidak hanyut dan tenggelam,” tuturnya.
Proses perjalanan kedepan, para lulusan akan diberhadapkan dengan tantangan dan dinamika kehidupan yang terkadang begitu rumit untuk dipahami secara logika.
“Apabila tidak siap mengantisipasinya, sangat mungkin akan terbawa arus gelombang tanpa kendali dan hanyut ke muara yang tidak saudara inginkan,” tutur Dudung.
(Thoha)