Pelalawan || MITRAMABES.COM-
kecelakaan tunggal sempat menghebohkan warga komplek perumahan Divisi 2 PT ADEI PLANTATION INDUSTRY, dimana sebuah bus sekolah yang rencananya akan mengantarkan para pelajar ke sekolah tiba-tiba terbalik di jalan poros Divisi 2 KNB1, Desa Batang Nilo, Selasa (26/3/2024) sekitar pukul 07.30 WIB.
Akibat insiden ini, belasan pelajar yang didominasi anak SD ini mengalami luka-luka hingga harus dilarikan ke klinik terdekat.
Dari informasi yang didapat, bus ini adalah armada kontrak milik PT Pelalawan Tuah Negeri yang menjalin kerjasama dengan pihak PT ADEI PLANTATION INDUSTRY.
Bus ini sejatinya diperuntukan untuk mengantarkan para pelajar dalam menempuh pendidikannya.
salah satu orangtua siswa Husein yang juga terdampak kejadian tersebut, mengatakan bahwa, armada bus yang digunakan pihak perusahaan sudah tidak layak jalan.
Sebelumnya, para karyawan juga sudah berulang kali meminta agar armada yang sudah tidak layak jalan ini diganti namun, manajemen perusahaan tidak menggubrisnya.
“Sudah pernah juga kami usulkan agar bus ini diganti dengan yang lebih layak tapi tak ada tanggapan, pas kejadian begini baru sibuk semuanya,” ujar Husein dengan nada meninggi.
Beliau meluapkan kekecewaannya terhadap manajemen perusahaan yang dinilai tidak serius dalam mengawasi uji kelayakan armada bus tersebut, Beliau berharap pihak perusahaan mengevaluasi SOP perihal uji kelayakan kendaraan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Permasalah ini juga menjadi perhatian serius oleh Politinus Giawa SH, Ketua DPC Serikat Buruh Nasional Indonesia (SBNI) Kabupaten Pelalawan.
Ketika tim awak media menyambangi rumahnya, pria yang juga berprofesi sebagai jurnalis ini meluapkan keluh kesahnya atas peristiwa yang dialami anak-anak karyawan PT ADEI. Beliau sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi, terlebih sampai menimbulkan korban jiwa. Politinus juga menganggap pihak perusahaan terkesan sepele dalam menyikapi permasalahan ini.
“Kenapa bus yang tidak layak masih dipergunakan mengangkut siswa, bagaimana fungsi pengawasan perusahaan dalam hal ini, ini masalah nyawa anak karyawan, kok semua dianggap sepele,” ungkap Politinus dengan penuh kekecewaan.
Lebih lanjut Politinus mengatakan bahwasanya PT ADEI sudah memiliki sertifikat RSPO, ISPO, dan ISCC, namun anehnya masih menggunakan bus tidak layak jalan. Pria berambut cepak ini juga mempertanyakan perihal isi perjanjian antara pihak kontraktor penyedia armada dengan pihak PT ADEI PLANTATION INDUSTRY.
“Jika ini terus berkelanjutan, bisa-bisa sertifikat RSPO, ISPO dan ISCC dicabut, dan PT ADEI tidak bisa menjual CPO-nya. Sebab mereka menjual CPO ke luar negeri, CPO dibayar pakai dolar,” tegas Politinus dengan nada meninggi.
Beliau juga meminta kepada dinas terkait agar memeriksa segala bus kontrak yang ada di PT Adei terkait uji KIR bus tersebut, dan berharap agar bus yang sudah tidak layak tidak lagi digunakan untuk pengangkutan anak sekolah.
Sementara itu Adi Nugroho selaku humas PT ADEI PLANTATION INDUSTRY belum mau memberikan tanggapan perihal permasalahan ini. Beliau memilih bungkam seribu bahasa atas peristiwa yang menimpa perusahaan asal Malaysia ini.
Junius Zalukhu
Kordinator Liputan Se_Indonesia