Indramayu, mbs- Dalam Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sebagai bentuk penghormatan terhadap ideologi negara. Momen ini menjadi pengingat bahwa Pancasila telah terbukti mampu menjaga keutuhan kesatuan dan persatuan bangsa.
Upacara Hari Kesaktian Pancasila ini dilaksanakan secara khidmat di seluruh penjuru negeri salah satunya di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 BALONGAN yang diikuti oleh seluruh siswa/siswi, guru dan staf administrasi sekolah dengan pembina upacara kepala sekolah Agus Sugianto, S.Pd, MSi, dengan petugas upacara dari eskul (ekstrakurikuler) paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) Nesaba (Negeri Satu Balongan) yang diselenggarakan di Halaman SMPN 1 Balongan
Jl. Raya Sukaurip No.35, Balongan, Kec. Balongan, Kabupaten Indramayu,Rabu (01/10/2025).
Menurut Kepala Sekolah SMPN 1 Balongan Agus Sugianto, Menjelaskan bahwa, ” Hari kesaktian pancasila berkaitan erat dengan peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 30 September 1965, yang dikenal sebagai Gerakan 30 September (G30S/PKI). Gerakan ini merupakan upaya kudeta oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang bertujuan menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Namun, berkat upaya TNI dan rakyat Indonesia, kudeta tersebut berhasil digagalkan. Pemberontakan tersebut menewaskan enam jenderal Angkatan Darat dan satu perwira lainnya, yang kemudian dikenal sebagai “Pahlawan Revolusi”.” Ujar nya.
Oleh karena itu sejak kejadian G30S/PKI Pemerintah Indonesia Menetapkan bahwa setiap tanggal 1 Oktober 1965 ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Dasarnya adalah Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 153 Tahun 1967 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto.
Kesaktian Pancasila bukan hanya sekedar peringatan sejarah, tetapi bagian penting dalam pelaksanaannya adalah penyampaian amanat yang berisi pesan moral dan kebangsaan, bertujuan untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan memperteguh komitmen terhadap persatuan bangsa.
Menjadikan momen peringatan ini sebagai motivasi untuk menjadi warga negara yang lebih baik, yang menjunjung tinggi Pancasila dalam sikap, tindakan, dan ucapan. Tidak hanya saat upacara, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
(Thoha)