Asahan MBS Ilustrasi kelapa sa PTPN III selaku Holding Perkebunan Nusantara segera membentuk Subholding PalmCo dan SupportingCo, menyusul suksesnya pembentukan SugarCo. Kedua subholding ini akan mengakselerasi dekarbonisasi di industri perkebunan sawit Indonesia dan dunia.
“Pembentukan dua Subholding PalmCo dan SupportingCo dalam waktu dekat akan mempercepat dekarbonisasi melalui sejumlah strategi,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani dikutip Investor Daily, Kamis (18/5/2023).
Pertama, dari sisi pengelolaan aset. Keberadaan Subholding PalmCo dan Subholding SupportingCo menjadikan perusahaan dengan luas areal tertanam mencapai 813.000 hektare (ha).
Sebagai gambaran, Subholding PalmCo mencakup PTPN IV Sumatera Utara, PTPN V Provinsi Riau, PTPN VI Provinsi Jambi, dan PTPN XIII Kalimantan. Adapun SupportingCo merupakan penggabungan PTPN I Aceh, PTPN II Sumatera Utara, PTPN VII Sumatera Selatan dan Lampung, PTPN VIII Jawa Barat, PTPN IX di Jawa Tengah, PTPN X, XI, dan XII di Jawa Timur, serta PTPN XIV di Sulawesi,
“Dengan luasan perkebunan tersebut, upaya dekarbonisasi berbasis alam melalui areal tanam perkebunan yang besar, ditambah areal konservasi tinggi, mampu menekan angka emisi melalui pemanfaatan pupuk tepat guna serta dukungan kawasan konservasi mencapai 2 juta CO2Eq ton per tahun,” kata dia.
Dia mengatakan total emisi yang dihasilkan PTPN grup berdasarkan perhitungan tahun 2019 adalah 2.849 kilo ton CO2 equivalen. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan sawit sejenis seperti Sime Darbi sebesar 3.400 kilo ton CO2 equivalen, PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk atau SMART 4.000 kilo ton CO2 equivalen dan Grup Astra melalui PT Astra Agro Lestari Tbk 4.200 kilo ton CO2 equivalen.
Dia mengatakan PTPN Group telah menjalankan upaya-upaya pelestarian alam melalui penjagaan kawasan bernilai konservasi tinggi, pengurangan emisi di lahan gambut, pemanfaatan pupuk tepat guna, hingga reboisasi di areal gambut.
Saat ini total 54 pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN dan rantai pasoknya telah memiliki sertifikasi-sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) di Indonesia, termasuk Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC). “Akhir tahun nanti Insyaallah jumlahnya menyentuh 65 PKS,” tuturnya.
Lebih jauh, ia menyebutkan bahwa PTPN turut berkontribusi terhadap tiga pilar dekarbonisasi di setiap lini usahanya, mulai dari efisiensi energi, dekarbonisasi di sektor kelistrikan atau menghasilkan tenaga listrik dari sumber rendah emisi serta elektrifikasi pada end-uses.
Direktur PTPN IV yang juga Ketua Tim Transisi PalmCO, Sucipto Prayitno, menambahkan dengan pembentukan subholding yang fokus pada industri perkebunan sawit akan membuat perusahaan semakin fokus pada pengembangan energi baru terbarukan dalam mendukung program pemerintah menuju net zero emission pada 2060. Ia menjelaskan, hingga 2050 mendatang, PalmCo menargetkan mengoperasikan 75 instalasi pembangkit tenaga biogas (PTBg) di berbagai penjuru Indonesia.
Dengan semua inisiatif tadi, diproyeksikan PTPN akan mampu menekan emisi karbon sebesar 36% ditahun 2030 dan melampaui target net zero emission hingga minus 4% di tahun 2060.
Editor Paino MBS