Aceh Singkil Mitramabes. Com
Penjabat (pj) Bupati Aceh Singkil, Drs Azmi MAP minta MAA (Majelis Adat Aceh) setempat harus mampu merubah tatanan sosial masyarakat menjadi lebih baik.
Pernyataan diatas diutarakan pj bupati saat didaulat membuka Musyawarah Besar (Mubes) Lembaga Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Singkil, periode 2024-2028 di aula dinas kesehatan.
Agenda mubes dilaksanakan selama 2 hari, Rabu 29 sampai 30 November 2023,untuk memilih dan menetapkan Ketua dan Pengurus MAA yang baru, masa kerja 2024-2028.
Pembukaan secara resmi Mubes MAA ditandai dengan pemukulan canang bersama perwakilan Forkopimda.
Azmi dalam arahannya menyampaikan, peran MAA dalam masyarakat, harus bisa merubah sebuah tatanan kehidupan sosial dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
“MAA juga harus berperan merubah kualitas pembangunan suatu daerah kepada yang lebih hebat, ”
Merubah kondisi sosial kehidupan masyarakat yang tidak peduli dengan pendidikan, Al Quran dan Adzan dan yang tidak peduli dengan kebaikan, MAA harus bisa merubah itu pinta Azmi.
Disamping itu,MAA juga bisa merubah prilaku ASN yang gemar ke pasar, ngopi di warung saat jam kerja, selain menyelesaikan perkara melalui peradilan adat.
“MAA juga bisa menyelesaikan sebuah perkara, begitu hebat dan pentingnya peran lembaga adat itu,” ucap pj bupati.
Dan yang paling penting lanjut nya kedepan MAA harus bisa merubah pola kehidupan anak-anak agar menjadi berkarakter, peran MAA ini sangat menentukan sekali.
Azmi pun mengajak MAA untuk membuat peraturan bupati (Perbub) tentang anak-anak yang baru tamat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/TK) yang ingin masuk ke Sekolah Dasar (SD) agar bisa membaca Alquran, pungkasnya.
Sementara, Ketua MAA Aceh Singkil Zakirun Pohan menyampaikan, kegiatan ini sebagai wujud implementasi dari regulasi kita. Sesuai dengan qanun nomor.8 tahun 2019 dan qanun nomor 1 tahun 2021.
“Ini adalah implementasi dari regulasi kita, sehingga kami membuat tema Mubes, “Merajut Kekompakan untuk Menjaga dan Melestarikan Adat Istiadat di Aceh Singkil sesuai dengan Syariat Islam,” ujarnya.
Zakirun juga memaparkan, jabatan MAA sebelumnya dilantik pada 2019. Dan setelah itu secara Internasional kita dipusingkan dengan Covid 19.
Sehingga seluruh anggaran semuanya terkena dampak refocusing, termasuk anggaran di lembaga MAA.
“Anggaran kita tidak ada, termasuk pengadaan baju batik yang kita pakai ini juga tidak ada anggaran,” ucap nya.
Alhamdulillah karena dukungan dan kekompakan kawan-kawan,mereka bersedia dipotong gaji untuk membuat baju batik khas Aceh Singkil ini.
Pada HUT Aceh Singkil 27 April 2023 lalu, baju batik motif khas Aceh Singkil ini menjadi kado istimewa di hari jadi Kabupaten Aceh Singkil yang ke-24.
Alhamdulilah sudah ditetapkan Perbup dan mendapat dukungan oleh Pj Bupati,”Batik ini sudah di Perbupkan, “sebut nya
Selanjutnya dikeluarkanlah edaran yang sudah diteken bupati, agar baju batik tersebut menjadi motif khas Aceh Singkil yang akan dipakai menggantikan baju batik pada hari-hari tertentu.
Atas dukungan itu pula di PKA 8 baju batik ini telah mendapat anugerah dari wali naggroe.
“Artinya motif khas Singkil ini telah diakui dan sebelumnya telah dipresentasikan dihadapan orang banyak, ”
Yang menjadi PR dan perlu perhatikan Pj Bupati Azmi, terkait problem pelaksanaan peradilan adat di desa, yang menjadi tanggung jawab kepala desa sebagai Hakim Peradilan Adat.
Dan ini belum terlaksana,para kepala desa harus dibekali mengenai pengetahuan peradilan adat ini, ucap Zakirun.
Sebelumnya Ketua Panitia Mubes MAA Kusnadi SH melaporkan,peserta mubes MAA Aceh Singkil diikuti sebanyak 54 orang.
Yang terdiri dari sebanyak 22 orang dari pengurus MAA Aceh Singkil, 16 orang dari kepala mukim, 11 orang dari ketua kecamatan dalam Kabupaten Aceh Singkil dan 5 orang dari tokoh masyarakat (tim ahli) tutur Pohan.
Jurnalis Zaelani Bako
Mitra mabes
