Desa Pulau parang kecamatan Rambutan pengambilan Sempel dara kerbau biar di uji kesehatan kerbau jangan sampai kena penularan penyakit ngorok pada kerbau seperti terjadi di wilayah kabupaten yang lain, ini harus gerak cepat agar penyakit tidak menyebar segera melakukan vaksinasi terhadap kerbau yang sehat ungkapnya,
Puluhan Kerbau di OKI Mati Mendadak Diduga Diserang Penyakit Ngorok
19 ekor kerbau mati Puluhan ekor kerbau di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam dan Desa Tanjung Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, mati mendadak diduga terserang penyakit septicaemia epizootica atau ngorok. Penyakit menyerang kerbau di OKI ini sama seperti di Musi Rawas Utara dan Empat Lawang.
Ketua Persatuan Dokter Hewan (PDHI) Sumsel, Drh Jafrizal mengatakan para peternak hewan kerbau harus cepat melakukan pengendalian sebelum penyakit ini menyebar dengan memisahkan hewan yang sehat.
“Dari informasi yang kita terima memang ada puluhan hewan kerbau di OKI mati mendadak akibat penyakit ngorok, kejadian ini sama seperti di Musi Rawas Utara dan Empat Lawang. Para peternak kerbau harus cepat melakukan pemisahan antara hewan yang sehat dengan yang sakit,”ujarnya (20/4/2024).
Jafrizal menjelaskan penyakit ngorok pada kerbau ini banyak terjadi pada waktu musim hujan, dan gejala klinis hewan yang terinfeksi seperti demam yang tinggi, lesu, hipersalivasi, batuk dan suara mendengkur yang kadang sering sulit dibedakan dengan penyakit lain.
Untuk mengatasi penyebaran penyakit ngorok ke kerbau lainnya, kata dia, pemerintah harus cepat melakukan vaksinasi untuk kerbau.
“Ini harus gerak cepat agar penyakit tidak menyebar segera melakukan vaksinasi terhadap kerbau yang sehat,” ungkapnya.
Jafrizal mengatakan, usia kerbau yang mati mendadak tersebut mayoritas kerbau yang usianya dewasa dan anak-anak.
“Bobotnya diperkirakan mencapai 400 hingga 500 kilogram kerbau yang mati juga dagingnya tidak boleh di potong dan dimakan,” tegasnya
Pimpinan MBS Sumsel misran