Selayar.Mitramabes.com. Program Aksi Stop Stunting yang digulirkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil, resmi bergulir di Kabupaten Kepulauan Selayar sejak beberapa hari terakhir.
Namun, pelaksanaannya sempat menuai sejumlah keluhan dari penerima manfaat yang diunggah ke media sosial. Keluhan tersebut antara lain terkait ketepatan menu, kebersihan, cara distribusi yang dinilai kurang higienis, hingga porsi yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Selayar, dr. Husaini, M.Kes, menyampaikan bahwa meski program ini merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, pihaknya tetap ikut bertanggung jawab dalam pengawasan.
“Walaupun bukan program Pemerintah Kabupaten, yang ingin disehatkan adalah anak-anak kita di Kabupaten Kepulauan Selayar, jadi kita perlu pengawasan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, pihak Dinas Kesehatan Selayar terus melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel atas keluhan masyarakat. “Alhamdulillah, sejak dua hari terakhir, menunya sudah diperbaiki dan semakin mendekati sempurna,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Selayar juga menurunkan tim pendamping untuk mengawasi langsung pendistribusian PMT di lapangan. “Kewenangan kita hanya sebatas pengawasan. Apa yang dikeluhkan masyarakat kami teruskan ke provinsi, dan alhamdulillah mendapat respon cepat dari penyelenggara,” jelasnya.
dr. Husaini menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh, tidak hanya pada penyedia makanan tetapi juga pada daya serap, termasuk sejauh mana anak-anak menyukai makanan tersebut. “Kejadian yang kemarin harus dicegah agar tidak terulang. Kami berharap Dinas Kesehatan Provinsi melalui penyedia dapat menyiapkan menu sesuai standar yang telah ditetapkan. Dengan begitu, program ini benar-benar mampu menurunkan angka kekurangan gizi dan stunting di Selayar,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, program PMT di Selayar menyasar 21 locus dengan risiko stunting tinggi. Adapun angka stunting di Kabupaten Kepulauan Selayar tercatat mengalami penurunan sebesar lima persen pada tahun 2024, dan evaluasi terus dilakukan setiap tahunnya. ( Ucok Haidir )