BATURAJA, Mitramabes Com Oktober 2025.— Proyek Revitalisasi Satuan Pendidikan di SMPN 32 OKU, kini menjadi sorotan publik. Dugaan adanya penggunaan rangka baja yang tidak sesuai spesifikasi dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) mencuat ke permukaan.
Informasi ini disampaikan oleh jhon Ketua LSM KCBI Kabupaten OKU, yang menilai proyek bernilai miliaran rupiah tersebut menyimpan kejanggalan serius.
Menurut Jhon , rangka baja yang digunakan tidak berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). Ia iuga menyebutkan bahwa pemasangan rangka hanya memakai rangka baja polos tanpa standar teknis yang jelas.
“Kami menduga ini trik kotor dari pelaksana pembangunan untuk mengelabui Dinas Pendidikan dan masyarakat. Penggunaan baja non- SNI jelas melanggar aturan teknis dan berpotensi merugikan uang negara. ” jelas.
Proyek ini sendiri merupakan bagian dari Program Revitalisasi SMP Negeri 32 yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025. Proyek dengan anggaran Rp.3.576.000.000.00 milliar dari APBN 2025 ini dikerjakan dengan sistem swakelola oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan SMPN 32 OKU.
Minimnya pengawasan dari dinas terkait baik pun dari sekolah, Indikasi terjadi pekerjaan asal jadi, juga terlihat beberapa para pekerja proyek tanpa memakai perlengkapan kerja seperti Alat Pelindung Diri (APD) K3, menuai sorotan publik terkesan tertutup, jauh dari azas transparansi dalam pelaksanaan kegiatan, maka layak di pertanyakan.
Dugaan kuat bahwa pekerjaan kurang pengawasan didalam pekerjaan, pekerjaan tersebut berpotensi dikerjakan asal jadi, pekerjaan tersebut diduga tidak menggunakan kelengkapan APD, seperti Helm, rompi, sepatu, semuanya kontrak dibayar dibayarkan di dalam kontrak pelaksanaan/RAB.
Dari pantauan di lokasi pekerjaan tersebut, diduga tak sesuai dengan petunjuk teknis dan RAB yang ada, seperti rangka pembesian di bagian atas memakai besi diameter 8, terlihat pekerjaan seperti pengecoran tiang diduga asal jadi dan tidak menggunakan mesin molen, biasa dengan anggaran sebesar itu pekerja pembangunan tersebut sudah di masukan ke dalam analisa alat dan lingklut di dalam RAB dan ternyata di lapangan pengadukan menggunakan manual, seperti memasukkan matrial di dalam kleteng dan ada juga mengadukan menggunakan di atas tanah tampah menggunakan kotak adukan.
Didapatkan juga pembangunan di paling belakang, diduga pemasangan pondasi asal-asalan di atas bahu siring yang menimbulkan kecurigaan adanya ketidak wajar dalam pelaksanaan proyek tersebut.
“Awak media beserta LSM sudah berupaya untuk melakukan konfirmasi terkait kegiatan proyek pembangunan yang ada di smpn 32 OKU, demi perimbangan berita dalam pemberitaan terhadap kepala sekolah, baik secara langsung ke sekolah dan juga melalui Via pesan WhatsApp, namun tetap belum dapat ditemui hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban dan klarifikasi dari pihak sekolah khususnya Kepada Sekolah dan pengawas lapangan baik pun dari dinas terkait.
Masyarakat berharap agar Aparat Penegak Hukum (APH) Kejaksaan Negeri OKU, Inspektorat OKU, serta Dinas Pendidikan OKU maupun Pusat Kementerian Pendidikan dan Menengah (Kemendikdasmen) melakukan audit dan Investigasi menyeluruh.
Dugaan penyimpangan penggunaan APBN ini harus ditindak tegas demi menjaga prinsip transparansi, akuntabilitas, dan kepercayaan publik terhadap pengelolaan anggaran negara.
Bersambung.*
Red (Jhony/tim) Mitramabes Com.
