Bekasi MBS, Bungkam nya Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bekasi semakin memperburuk citra pendidikan di Kota Bekasi dan Jawa Barat, pasal nya hingga saat ini Kepsek MAN 2 Kota Bekasi mengambil sikap berdiam diri, tidak ada komentar maupun klarifikasi kepada media, wakil murid dan para siswa yang sudah gerah dan melakukan aksi demo di halaman sekolah tersebut.
Tentu hal ini semakin menambah rasa curiga yang besar di publik, ada apa dengan Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bekasi Nina Indriana, bukankah seharus nya sebagai seorang pemimpin di dunia pendidikan wajib memberikan contoh dan suri tauladan bagaimana mengelola keuangan dengan baik dan transparan, jangan tunggu resah dan di demo murid nya sendiri.
Viralnya aksi demo tersebut, juga mendapat perhatian dari legislator di Propinsi dari Partai Demokrat H Jenal yang di kenal berani dan kritis dalam membela kepentingan masyarakat Jawa Barat.
Kepada media, H Jenal mengatakan bahwa
sangat prihatin melihat banyaknya fenomena pengelolaan keuangan sekolah yang tidak bisa berjalan secara transparan dan akuntable akhir akhir ini, maka atas dasar itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Kamentrian agama Jawa Barat tidak boleh tinggal diam.
Lanjut, harus ada upaya pembinaan bahkan menjadi keharusan juga, agar di bentuk team auditor untuk bekerja, agar dapat di pastikan penggunaan dana bantuan sekolah itu bisa di belanjakan sesuai dengan proposal awal yang telah mendapatkan persetujuan dari dinas pendidikan.
” Saya menegaskan agar segera bentuk tim auditor untuk memeriksa sistem keuangan di MAN 2 Kota Bekasi, jangan di biarkan kisruh seperti ini, para murid sekarang sudah cerdas dan kritis, Ujar H Jenal, Jumat ( 21/2/2025)
Perlu di ketahui bahwa dari berita yang berkembang di masyarakat bahwa
Puluhan siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bekasi menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah pada Senin (17/2/2025). Mereka mendesak Kepala Sekolah, Nina Indriana, untuk mundur dari jabatannya akibat dugaan ketidaktransparanan dalam pengelolaan keuangan sekolah. Aksi unjuk rasa ini diikuti oleh siswa dari berbagai tingkatan, mulai dari kelas 10, 11, hingga 12. Mereka menuntut audit terhadap pengelolaan dana yang selama ini dikelola pihak sekolah.
Kepala sekolah sering menjanjikan kepada wali murid bahwa dana yang dibayarkan akan digunakan untuk pengadaan fasilitas mewah seperti AC, toilet baru, CCTV, dan fingerprint. Namun, realitas di lapangan berbeda jauh dari yang dijanjikan.
Dan setiap bulan, siswa diwajibkan membayar iuran sebesar Rp250.000 per siswa. Namun, fasilitas yang tersedia tidak mencerminkan penggunaan dana tersebut secara transparan.
Salah satu permasalahan terbesar yang diangkat dalam aksi ini adalah biaya wisuda kelas XII yang dinilai tidak masuk akal. Para siswa mengungkapkan bahwa pada awalnya biaya wisuda ditetapkan sebesar Rp600.000 per siswa.
Namun, jika orang tua ingin hadir, mereka harus membayar tambahan sebesar Rp150.000. Selain itu, masih ada biaya tambahan untuk foto angkatan yang tidak dijelaskan secara rinci. Total biaya wisuda mencapai Rp1,4 juta per siswa. Dari awal, tidak ada transparansi soal dana ini. Kami hanya menerima kwitansi pembayaran daftar ulang tanpa ada penjelasan detail mengenai penggunaan dana.
H Jenal akan terus memantau MAN 2 Kota Bekasi, agar tuntutan para siswa dapat di penuhi, dan kepala sekolah harus dengan penuh tanggungjawab menjelaskan semua permasalahan ini dengan keterbukaan, jangan diam seribu bahasa, ada apa ?
( red )