Kombur Lopo, ” Adong Mainna I Jita”

Kamis, 13 Juni 2024 - 10:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Madina, Mitramabes.com – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak se-Indonesia akan segera digelar. Pemilihan kepala daerah tingkat kabupaten hingga Provinsi digelar secara serentak pada bulan November mendatang. Para calon kepala daerah ( Cakada) berlomba-lomba menarik hati masyarakat serta memperoleh rekomendasi partai untuk perahu politik.

 

Pesta demokrasi itu subjektifnya adalah pemilih (rakyat), suara rakyat diperebutkan untuk memilih para kandidat calon kepala daerah. Jargon dan selogan di buat para tim untuk menarik simpati pemilih. Tim sukses ( TS) sudah mulai turun melakukan upaya menyampaikan kandidat maju pada kontestasi pilkada dan meyakinkan keunggulan kandidatnya.

 

Bisa dipastikan para TS sudah mulai turun ke lapisan masyarakat untuk memperkenalkan kandidatnya meskipun rekomendasi partai pengusung belum memberikan mandat dukungan. Tidak semua balon atau bakal calon kepala daerah ( bacakada) ikut sebagai kandidat meskipun sudah promosi diberbagai platform media sosial maupun alat peraga pengenalan penanda pencalonan kandidat cakada seperti spanduk, baliho hingga Billboard.

 

Seperti apa sich Cakada yang didambakan masyarakat?, tentu jawabannya relatif dan dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Kedekatan, kekeluargaan, loyalitas, royal dan kepentingan sebagai aspek yang menjadi barometer pemilih.

 

Apakah pesta demokrasi di Indonesia dalam keadaan baik-baik saja?, tentu pembaca bisa menilai dan menjawab sendiri. Apakah kandidat Cakada bisa menang murni dari beberapa aspek yang prosedur atau murni pilihan rakyat?, kembali lagi kepada Pembaca yang menilai.

 

Mengutip dari tampisan bahasa mantan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) Romahurmuziy (2016-2019) pada platform media sosial “yang kira-kira ditafsirkan butuh 300 amplop untuk meraih 100 suara atau margin error lebih tinggi, kemudian usai pesta demokrasi tahun ini Margin errornya makin tinggi dari jumlah amplop yang ditabur yang didapat hanya 10%.

 

Nah, kesimpulan dari paparan mantan ketua umum Partai tersebut menunjukkan cost politik saat ini semakin tinggi. Semua bisa berpeluang menjadi pemenang dan wajib dibarengi mahar.

 

Tapi kesimpulan itu bisa dipatahkan pada setiap daerah, rakyatnya bisa saja masih cinta dengan pemimpin sebelum (mempertahankan pimpinan yang lama) atau ingin pemimpin yang baru sehingga cost untuk pesta demokrasi bisa lebih minim karena antusias rakyat memberikan dukungan dan pilihan tanpa amplop.

 

Dari warung kopi ( lopo kopi – Mandailing red) di sudut Indonesia bagian Barat di tepi sungai Aek Ranto Puran desa Gunung Tua Jae kecamatan Panyabungan kabupaten Mandailing Natal ( Madina) provinsi Sumatera Utara ( Sumut) penulis berbincang-bincang dengan pelanggan warung tentang pilkada akan segera digelar bukan November mendatang. Kamis, (13/06/2024).

 

Sekitar 10-15 orang penghuni lopo kopi menikmati kopinya masing sambil ngobrol ( markombur – Mandailing red). Biasanya pada hari Kamis pagi warung itu dipadati pelanggan sebab pada hari itu merupakan pekan karet diwilayah tersebut. Tentu harga karet salah satu Thema pembicaraan di setiap usai penjualan karet. Saat ini harga karet kisaran 11 ribu hingga 12 ribu rupiah. Sebagai warga mayoritas petani karet di daerah tersebut tentu menginginkan harga karet semakin meningkat dan berharap kepada pemimpin baru bisa mendorong kenaikan harga karet.

 

Markombur terus berlalu, Thema kombur bergeser pada pilkada. Terkait pilkada mereka pastinya berharap pemimpin yang akan hadir kelak merupakan tokoh yang faham kondisi rakyatnya. Yang paling berkesan Mereka seakan sepakat mengatakan ” Adong do mainna i jita ( jikalau ada mainna/saweran/amplop kita pilih)”. Mereka mengatakan secara seloro atau bercanda, mereka mungkin tidak bahagian dari TS atau keluarga kandidat.

 

Ungkapan itu seakan mengartikan siapapun kepala daerahnya tidak ada kaitannya dengan mereka, namun mereka berharap daerah semakin mudah mendapatkan cuan ( ekonomi yang stabil). Itu hanya kombur Lopo, beda pandangan dengan kalangan politikus, pengusaha dan lainnya.

 

Perlu pertimbangan untuk setiap pemilih memberikan pilihannya kepada kandidat yang dipilihnya, namun terkadang rakyat/masyarakat dalam setiap daerah terkadang tidak ambil pusing hal itu yang penting ada amplop ( Mainna/upah).

 

Dikatakan mereka di warung itu, bukan serangan fajar yang mereka maksud tapi ganti gaji harian dikala tidak bekerja seharian untuk melangkah ke tempat pemungutan suara ( TPS), di TPS mungkin antri dan setengah hari bisa menunggu.

 

Para kandidat Cakada pun bisa serap usulan warga di setiap daerah meskipun belum terpilih, politik itu dinamis menggaet suara butuh pemanis dan penyedap/bumbu racikan sesuai selera subjek.

 

Pada akhirnya para Cakada tahu persis kekuatannya didaerahnya baik itu, dukungan, materi maupun aspek lainnya. Persiapan matang dari setiap kandidat sudah dipersiapkan dari berbagai hal sebelum melangkah dan tidak tertutup kemungkinan ada juga kandidat yang ikut sebagai pelengkap.

 

Pesan terakhirnya, pemilih dan kandidat dihadapkan saat ini melalui partai pendukung/pengusung dan tim sukses. Nama kandidat bisa lebih bagus dan pamornya naik dari rekam jejaknya sebelumnya dan bisa juga lebih tinggi pamornya setelah diusung partai pendukung begitu juga para tim sukses yang tergabung, kesatuan tim itu tidak bisa dipisahkan. Dan perlu diingat ada pesan dari pemilih juga yang perlu dikaji seperti yang diungkapkan di lopo kopi di tepi sungai Ranto Puran. ( Penulis: Bakty Ahmad S.Pd) – ( Edi Lubis)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

PD.Pembangunan Tanoh Gayo(BUMD),Berbenah Mendata Lahan Pinus di Konsesi,Kampung Simpang Tiga Uning dan Kemerleng,
TNI Bersama Pertamina Gelar Simulasi Bencana Program PETA 2025 untuk Warga Desa Sukaurip
Proyek Turap di Pulau Gelang Diduga Bermasalah, Awak Media Pertanyakan Transparansi
IMALA Resmi Melepas 25 Peserta Bakti Pemuda ke Desa Cikate
Polres Indramayu Matangkan Persiapan Masa Tanam Ketiga Lahan Baku Sawah, Fokus Dukung Swasembada Jagung
Sedekah Laut Desa Sukahaji-Bugel Meriah dan Lancar, Wujud Syukur Masyarakat Nelayan
Polisi Terus Gencarkan Sosialisasi dan Penempelan Stiker “Lapor Pak Kapolres” di Wilayah Lut Tawar
Didamping Kuasa Hukum Korban Pengancaman Resmi Membuat LP ke Polres Langkat 

Berita Terkait

Minggu, 20 Juli 2025 - 17:19 WIB

PD.Pembangunan Tanoh Gayo(BUMD),Berbenah Mendata Lahan Pinus di Konsesi,Kampung Simpang Tiga Uning dan Kemerleng,

Minggu, 20 Juli 2025 - 16:01 WIB

TNI Bersama Pertamina Gelar Simulasi Bencana Program PETA 2025 untuk Warga Desa Sukaurip

Minggu, 20 Juli 2025 - 15:27 WIB

Proyek Turap di Pulau Gelang Diduga Bermasalah, Awak Media Pertanyakan Transparansi

Minggu, 20 Juli 2025 - 14:00 WIB

IMALA Resmi Melepas 25 Peserta Bakti Pemuda ke Desa Cikate

Minggu, 20 Juli 2025 - 11:54 WIB

Polres Indramayu Matangkan Persiapan Masa Tanam Ketiga Lahan Baku Sawah, Fokus Dukung Swasembada Jagung

Berita Terbaru

NASIONAL

Jalan Santai Bagian Rangkaian HUT kabupaten Nagan Raya Ke 23

Minggu, 20 Jul 2025 - 20:50 WIB