Aceh Tengah –MBS
Penelitian terbaru dari Tim dari UNPAM (Universitas Pamulang) mengungkap potensi besar tanaman liar Micromelum Minutum, yang oleh masyarakat Gayo dikenal sebagai kincit manuk, sebagai obat herbal tradisional pencegah gula darah tinggi (diabetes).
Berdasarkan laporan resmi yang telah disampaikan kepada Sekretaris Daerah, Dinas Lingkungan Hidup, dan Kesbangpol Aceh Tengah, tanaman ini saat ini hanya ditemukan tumbuh alami di dataran tinggi Gayo, tepatnya di Kecamatan Linge, Kampung Linge. Temuan ini menjadi peluang besar tidak hanya untuk kesehatan, tetapi juga pengembangan ekonomi herbal dan pariwisata berbasis kekayaan alam lokal.
Namun, di tengah besarnya potensi tersebut, perhatian dari pemerintah daerah dinilai belum sepadan. Agenda penelitian yang bisa menjadi kebanggaan Aceh Tengah ini justru belum mendapatkan ruang pembahasan strategis dari kepala daerah.
Tokoh Muda Gayo, Gilang Ken Tawar, yang aktif di Aliansi Masyarakat Gayo (AMG), Gayo Leader’s Club (GLC), mengungkapkan keprihatinannya.
> “Ini bukan sekadar tanaman liar di hutan Linge. Ini temuan berharga yang bisa mengubah masa depan kesehatan masyarakat kita. Dunia sedang berlomba-lomba mencari solusi herbal, tapi di sini, ide seperti ini sering tersingkir oleh agenda-agenda seremonial,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).
Gilang menambahkan, di tengah tingginya angka penderita diabetes, langkah pemerintah daerah seharusnya cepat dan tegas. “Kita punya emas hijau, tapi membiarkannya tetap jadi semak liar di hutan. Jangan sampai dunia yang memanfaatkannya duluan, sementara kita hanya jadi penonton, bupati Aceh Tengah harus sesegera mungkin mengundang para tim peneliti dari UNPAM semasih mereka ada di Aceh Tengah, jika ini tidak dilakukan bearti secara tidak langsung bupati tidak ingin memajukan Aceh tengah, karena mengabaikan potensi yang sebenarnya luar biasa.” Tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi mengenai tindak lanjut dari Bupati Aceh Tengah terhadap hasil penelitian tersebut. Sementara itu, di lereng-lereng hijau Linge, kincit manuk terus tumbuh diam-diam, seakan menunggu pemimpin yang mau benar-benar bertindak.