Hong Kong,Mitra Mabes.Com – 24 Desember 2025 – Di tengah perjuangan ribuan pekerja migran Indonesia (PMI) yang jauh dari tanah air, sebuah cahaya harapan kembali menyinari komunitas. Komunitas Masyarakat Tanggap Hukum (KMTH) berhasil menyelenggarakan Kelas Hukum KMTH bertema “Teknik Mediasi dan Negosiasi” pada Selasa malam, 23 Desember 2025, dengan penuh kehangatan, inspirasi, dan kesuksesan yang membekas di hati para peserta.
Acara yang berlangsung mulai pukul 22.00 HKT / 21.00 WIB melalui Zoom dan live streaming Facebook KMTH ini diikuti ratusan peserta dari Hong Kong serta negara lain melalui platform Zoom dan Facebook streaming. Mereka adalah PMI, praktisi hukum, mahasiswa, dan keluarga yang setiap hari menghadapi tantangan berat: gaji tak dibayar, PHK sepihak, kekerasan, penipuan, hingga perjuangan perceraian dan kewarganegaraan anak. Dipandu dengan penuh semangat oleh Fitrianisa Ronanda Raharja (Sekretaris KMTH), kelas ini menghadirkan Susanto, S.S., S.H., M.Hum., M.A., M.H., Ph.D., pakar linguistik forensik dari Universitas Bandar Lampung, yang dengan sabar dan bijak membagikan ilmu berharga tentang mediasi dan negosiasi sebagai jalan damai menyelesaikan konflik.
Lebih dari dua jam, ruang virtual dipenuhi cerita nyata, pertanyaan mendalam, dan air mata haru. Dr. Susanto mengajarkan bahwa dengan komunikasi penuh empati dan strategi win-win, konflik bisa diselesaikan tanpa harus melalui proses pengadilan yang melelahkan dan mahal. Bagi banyak PMI, ilmu ini bukan sekadar teori, melainkan harapan nyata untuk memperjuangkan hak tanpa harus kehilangan pekerjaan, keluarga, atau harga diri.
“Ketika saya mendengar cerita para peserta tentang perjuangan mereka di perantauan, hati saya terenyuh. Kelas ini mengingatkan bahwa setiap PMI adalah pahlawan keluarga di Indonesia. Dengan mediasi dan negosiasi, setiap orang bisa melindungi diri sendiri dan saudara dengan cara yang bermartabat,” ujar Maryanti, Ketua Umum KMTH, yang turut mengawal kesuksesan acara ini.
Testimoni peserta mengalir deras: “Saya merasa dikuatkan,” kata seorang PMI. “Akhirnya ada yang peduli dan memberi bekal untuk melawan ketidakadilan secara damai,” tambah yang lain. Kelas ini bukan hanya edukasi, ia adalah pelukan hangat bagi mereka yang sering merasa sendirian di negeri orang.
KMTH, di bawah kepemimpinan Maryanti, akan terus menjadi rumah bagi para PMI, wadah yang memberi pelindungan hukum, pendampingan penuh kasih, dan edukasi yang memberdayakan. KMTH berkomitmen menyelenggarakan kelas serupa secara rutin, karena setiap ilmu yang dibagikan adalah langkah menuju keadilan yang lebih dekat bagi saudara-saudari di mana saja.
Marilah renungkan betapa berharganya setiap suara yang didengar dan setiap tangan yang diulurkan. Para PMI, dengan senyum tegar di balik lelahnya hari, adalah bukti hidup bahwa cinta sejati tak pernah mengenal jarak. Kini, dengan berbekal ilmu mediasi dan negosiasi dari KMTH, mereka diharapkan bukan lagi korban keadaan, melainkan dapat menjadi pembawa perdamaian, yang dengan lembut menyembuhkan luka dan membangun jembatan harmoni. Semoga semangat kebersamaan ini terus menyala, mengingatkan bahwa di setiap detik perjuangan mereka, ada doa bangsa yang mengiringi: kalian tidak pernah sendiri. Pulanglah dengan hati utuh, karena Indonesia selalu menanti pahlawannya dengan pelukan terbuka.
Tentang KMTH
Komunitas Masyarakat Tanggap Hukum (KMTH) berbasis di Hong Kong, dipimpin oleh Maryanti sebagai Ketua Umum. Organisasi ini merupakan wadah bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong yang berfokus pada pelindungan hukum, pendampingan, dan edukasi hukum bagi PMI serta keluarganya. Anggota KMTH juga meliputi PMI dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, dan Qatar.
(Trimo Riadi)











