Taput , Mitra-mabes, com.
Kedai tuak Model Cafe yang dihiasi dengan pelayan- Pelayan,cantik dan sexsi banyak ditemukan diberbagai tempat di Kabupaten Tapanuli Utara Ibarat Jamur tumbuh di musim hujan hususnya di Kecamatan Siborong-borong,
Hal ini membuat Ibu- Ibu rumah tangga mulai cemas dan gelisah akibat keberadaan Kedei tuak model Cafe tersebut.
Keberadaan lapo tuak model cafe, sangat meresahkan dikalangan kaum ibu, duga warung tersebut hanyalah pormalitas semata.
seorang ibu rumah tangga yang tidak mau idetintasnya disebut di Jalan Ir Sukarno Siborongborong, Jumat 22/08/2025.
Saat ini telah menjadi gosif dan Viral menjadi bisik- bisik sesama kaum Ibu- ibu, dan sudah menjadi perhatian khusus bagi masyarakat sekitar lokasi Kedei tuak tersebut.
Mereka sangat mengkuatirkan para suami mereka nantinya akan pergi minum tuak ketempat warung tu , namanya laki- laki kalaupun imannya kuat dan maksudnya hanya sekedar minum tuak , Munkin imannya akan goyah dan melemah disebabkan datangnya wanita- wanita pelayan sexsi yang melayani para suami yang sedang minum tuak .
Menurut pemaparan seorang pakar agama mengatakan setebal apa iman lelaki, bila melihat yang Indah dan disugukan dengan Wanita sexsi apalagi tempat itu memberikan kesempatan ” imannya akan kandas, dan mungkin akan terjadi apa yang di kuatiran para kaum Ibu-ibu atas hadirnya dan keberadaan kede tuak tersebut.
Investigasi lapangan Media : Mitra-mabes.com menemukan, sejumlah warung- warung di pinggiran kota, hingga di kawasan Ringroad, diduga tidak hanya menjual tuak, tetapi juga menyediakan wanita sexsi penghibur dengan modus Waiters. Fenomena ini jelas mencoreng wajah Kecamatan Siborongborong dalam lingkup Tapanuli Utara, yang kental Adatnya dan disebut daerah religius.
Kehadiran Kedai tuak Model Cafe membuat Keresahan masyarakat semakin memuncak“ Kami warga sangat kecewa. Ini daerah adat, identik dengan nilai-nilai religius Tapi harus dinodai dengan hadirnya warung-warung yang menyajikan wanita sexsi yang dimungkinkan terjadinya maksiat .
Namun dibiarkan oleh Pemerintah Kecamatan dan pemerintah Kabupaten termasuk lepas dari pandangan penegak hukum. Pemerintah Jangan Tutup mata terhadap keberadaan watres yang menjamur di kedei-kedai tuak model Cafe.
.
Kehadiran dan Keberadaan warung tuak model Cafe di kawasan adat bukan sekadar persoalan moral, tetapi juga melukai martabat masyarakat Batak yang selama ini menjunjung tinggi adat dan iman.
Tragisnya semboyan Kota Wisata Iman, akan ternodai dan terluka menganga yang mencoreng slogan yang di agungkan bahwa Kabupaten Tapanuli Utara adalah kota wisata Iman ”
Argumen Publik,” Mustahil aparat dan Pemerintah Daerah tidak mengetahui Aktivitas ini, sebab lokasi warung berada di jalur strategis dan terbuka. Timbul Pertanyaan apakah aparat benar-benar-benar tidak tahu, ..? atau sengaja menutup mata?
Kita Warga Kecamatan Siborongborong sangat bangga, terhadap kenyataan sebab Kota Kecamatan Siborongborong sebagai pintu masuk Wisatawan lewat Bandara Silangit seharusnya kita harus menjaga dan merawat dari segala Noda apalagi terhadap Maksiat yang mencorengnya.
Namun kenyataan di lapangan justru Kebalikannya justru pengunjung disuguhi pemandangan yang tidak menyejukkan dimana warung tuak model baru dihiasi dengan lampu remang- remang dan menyediakan wanita penghibur, yang merusak nama baik dan nilai Moral yang merujuk pada slogan” Kota wisata Iman ”
Masyarakat kini mendesak Bupati Tapanuli Utara Agar mengintruksikan dan memerintahkan kepada petugas yang membidangi penertiban terhadap penyakit masyarakat , Satpol PP, dan kepolisian untuk segera menertibkan warung-warung tersebut.
Bila Pemkab Kabupaten Tidak tanggap atau melakukan langkah nyata, Kabupaten Tapanuli Utara akan tercoreng, yang memiliki Predikat Kota Wisata Iman yang kita Agungkan hanya tinggal,omon-omon dan slogan kosong.
Bupati harus buat tanggap darurat menertibkan tentang penyakit masyarakat di Taput.
[ editor-Smarth ]