Jakarta – MITRAMABES.COM
7 September 2025-Kasus penyelundupan batu hitam di Sulawesi Tengah kian memanas. Publik menanti kepastian hukum, sementara aroma keterlibatan “aktor besar” mulai tercium.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya mengeluarkan ultimatum keras: seluruh jaringan penyelundupan harus dibongkar, tak peduli siapa yang terlibat.
Dalam pernyataannya, Kapolri menegaskan, jika ada oknum internal Polri yang ikut bermain dalam pusaran kasus ini, tidak ada kata kompromi.
“Saya minta kasus ini diusut tuntas. Siapa pun aktornya, ungkap dan tindak tegas. Jika terbukti ada keterlibatan anggota Polri, langsung kita pecat!” tegas Kapolri.
Sikap tegas Kapolri mendapat dukungan penuh dari Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Fast Respon Nusantara (PW. FRN) Counter Polri, Agus Flores. Ia menyebut, publik sudah terlalu lama “digiring dalam kabut informasi” soal kasus batu hitam ini.
“Kami di PW. FRN akan mengawal penuh kasus ini. Jangan sampai ada aktor besar yang berlindung di balik jabatan, kekuasaan, atau seragam. Jika ini dibiarkan, hukum akan kehilangan wibawa!” tegas Agus Flores.
PW. FRN, yang dikenal memiliki jaringan wartawan luas dan solid, memastikan akan membuka setiap simpul informasi di balik praktik distribusi batu hitam ilegal. Menurut Agus, jangan sampai kasus ini berhenti di level operator lapangan, sementara dalang sesungguhnya tak tersentuh hukum.
Aroma Mafia Batu Hitam: Ada Rantai Besar di Baliknya
Berdasarkan informasi yang berkembang, dugaan keterlibatan jaringan kuat dalam distribusi batu hitam di Sulteng semakin menguat. Ada indikasi permainan modal besar, keterlibatan pihak berpengaruh, hingga dugaan backing dari oknum-oknum “tak tersentuh”.
PW. FRN menilai, keberanian Kapolri mengungkap aktor besar akan menjadi ujian integritas penegakan hukum di era kepemimpinannya.
“Jika Kapolri berhasil menindak tegas kasus ini, ini akan menjadi catatan sejarah penegakan hukum di negeri ini,” tambah Agus Flores.
Publik Menunggu, PW. FRN Mengawal
Kasus batu hitam Sulteng bukan hanya soal kerugian negara, tetapi juga soal keadilan dan integritas institusi. Masyarakat menanti siapa aktor besar di balik layar. PW. FRN memastikan, tidak ada kompromi terhadap pelanggaran hukum, sekalipun melibatkan “orang dalam”.
Dengan ultimatum Kapolri, semua mata kini tertuju pada langkah Polri berikutnya. Apakah kasus ini akan menjadi preseden penegakan hukum tanpa pandang bulu, atau justru berakhir sebagai “peti mati informasi”
(JZ)