PERBAUNGAN.Mitramabes.com| Suasana haru menyelimuti Dusun III, Desa Jambur Pulau, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Di tengah duka mendalam atas wafatnya Hj. Tumini (82), ibunda tercinta dari IPTU Zulfan Ahmadi, kehadiran Kapolres Serdang Bedagai AKBP Jhon Sitepu, S.I.K., M.H. bersama jajaran pejabat utama Polres Sergai memberikan pelipur lara bagi keluarga yang ditinggalkan. Senin (09/06/2025)
Takziah yang digelar pada Senin pagi tersebut menjadi bukti nyata bahwa di tengah kesibukan dan tanggung jawab sebagai aparat negara, nilai-nilai kemanusiaan dan kekeluargaan tetap dijunjung tinggi dalam tubuh Polri.
Didampingi Wakapolres KOMPOL Mukmin Rambe, S.H., Kapolsek Perbaungan AKP S. Gurusinga, S.H., M.H., serta para Pejabat Utama Polres Sergai lainnya, AKBP Jhon Sitepu hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhumah Hj. Tumini, sekaligus menyampaikan dukungan moril yang mendalam kepada IPTU Zulfan dan keluarga.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya pribadi dan mewakili seluruh jajaran Polres Serdang Bedagai menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga almarhumah Husnul Khatimah dan keluarga diberi ketabahan serta keikhlasan,” ucap Kapolres, dengan nada tulus dan mata yang berkaca-kaca.
Kehadiran para pimpinan kepolisian, tokoh masyarakat, serta perwakilan pemerintah seperti Ketua DPRD Sergai (diwakili Sahlan Siregar) dan Asisten II Setdakab Sergai Kaharuddin menjadi simbol kuat solidaritas. Di tengah kehilangan besar, IPTU Zulfan tidak sendiri.
Kasat Reskrim AKP Donny Pance Simatupang, S.H., M.H., turut menyampaikan empati yang mendalam.
“Kehilangan seorang ibu adalah luka yang tak tergantikan. Bagi IPTU Zulfan, yang selama ini dikenal berdedikasi dan berintegritas tinggi, ini adalah ujian batin yang berat. Tapi hari ini, kami semua hadir sebagai saudara yang siap menopang,” ujarnya.
Dalam suasana penuh haru, IPTU Zulfan Ahmadi menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Kehadiran Kapolres, para pimpinan, rekan kerja, hingga tokoh masyarakat di tengah duka kami bukan hanya bentuk simpati, tapi juga bukti bahwa dalam institusi ini, kami bukan hanya rekan kerja — kami adalah keluarga. Ini bukan sekadar takziah, ini adalah pelukan moral yang sangat berarti bagi kami,” ujarnya penuh haru.
Momentum ini menggambarkan wajah Polri yang tak hanya profesional dalam tugas, tetapi juga hangat dan humanis dalam tindakan. Di balik seragam dan kewenangan, ada hati yang peduli dan tangan yang terulur untuk menguatkan. Takziah ini pun bukan sekadar seremonial, melainkan cerminan dari kebersamaan yang mengikat lebih dari sekadar institusi.
Kepedulian ini mempertegas bahwa Polri hadir bukan hanya saat masyarakat butuh perlindungan, tetapi juga saat air mata tak bisa dibendung sendiri. (Zai)