Kamariah dan 4 cucu yatim Di Teupin Gajah”Menjaga Harapan di Tengah Rumah Tua

Minggu, 6 Juli 2025 - 09:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh Utara -Mbs.com Di ujung Desa Teupin Gajah, Kecamatan Jambo Aye, Aceh Utara, berdiri sebuah rumah tua yang lantainya mulai keropos dimakan waktu, berdinding kayu lapuk, dan atap seng yang mengeluh tiap kali hujan mengguyur.

 

Di dalam rumah itu, hidup seorang perempuan paruh baya bernama Kamariah, bersama empat cucunya yang masih kecil-kecil, semuanya yatim. Sabtu (05/07/2025).

 

Kamariah bukan siapa-siapa di tengah hiruk-pikuk negeri ini. Tapi di mata empat cucunya—Safa Salsabila (14), Eka Moulini (12), Moulizatul Aina (9), dan Aulia Putri (5)—ia adalah segalanya. Ia adalah ibu, nenek, pelindung, sekaligus pengasuh dalam satu waktu.

Sejak ayah keempat anak itu meninggal dunia dan ibunya, Sri Ramayanti, terdampar di negeri jiran Malaysia dengan nasib yang tak tentu arah, Kamariah menjadi satu-satunya tumpuan hidup bagi mereka.

 

“Kadang makan, kadang tidak,” lirih Kamariah saat ditemui. Suaranya pelan, tapi cukup untuk menusuk siapa pun yang mendengarnya. Tangannya keriput, matanya sayu, namun kasih sayangnya untuk cucu-cucunya tak pernah surut.

 

Keseharian Kamariah nyaris tak berubah sejak kepergian anak perempuannya ke Malaysia beberapa tahun lalu.

 

Ia bangun pagi untuk mempersiapkan apa yang bisa dimasak dari sisa beras atau sayur yang kadang diberi tetangga. Tak ada penghasilan tetap. Bantuan juga jarang datang. Ia hanya mengandalkan belas kasihan warga desa dan kemurahan rezeki dari langit.

 

“Saya bukan tak mau bekerja, tapi tenaga sudah tak seperti dulu,” katanya sambil menatap dapur kayu yang sudah mulai goyah. “Yang saya pikirkan sekarang, bagaimana caranya cucu-cucu ini bisa makan, bisa sekolah, bisa hidup lebih baik.”

 

Sri Ramayanti, ibu dari keempat anak itu, sudah lama meninggalkan Aceh menuju Malaysia dengan harapan bisa memperbaiki nasib. Namun kenyataan tak seindah angan.

 

Informasi tentangnya simpang siur. Kadang terdengar kabar ia sakit, kadang disebut tidak punya pekerjaan.  Kepulangannya tak kunjung pasti. Sementara waktu terus bergulir dan cucu-cucu Kamariah tumbuh tanpa belaian seorang ibu dan ayah.

 

“Ramayanti juga menderita di sana,” ujar Kamariah. “Tapi yang di sini, saya yang harus kuat.”Kamariah tak pernah mengeluh panjang. Tapi ia berharap, setidaknya ada secercah perhatian dari pemerintah.

 

Entah dalam bentuk bantuan sembako, beasiswa untuk cucu-cucunya, atau sekadar kunjungan yang bisa menunjukkan bahwa negara masih hadir untuk rakyatnya yang paling sederhana.

 

“Kalau bukan pemerintah, siapa lagi?” katanya pelan. “Saya sudah tua. Umur tak panjang. Tapi cucu-cucu saya ini masih jauh perjalanannya.”

 

Di tengah keropos rumah dan langit yang sesekali bocor, Ibu Kamariah tetap berdiri. Bukan karena ia kuat, tetapi karena ia tak punya pilihan lain.

 

Di pelukannya, cucu-cucu itu tumbuh, berharap dunia tak terus-menerus keras kepada mereka.

 

Barangkali, dari rumah tua di Teupin Gajah ini, empati kita bisa dipanggil kembali—untuk tidak menutup mata pada mereka yang diam-diam sedang berjuang sendirian.

 

Anak-anak yatim tersebut adalah: Safa Salsabila (lahir 17 Januari 2010) Eka Moulini (lahir 15 Februari 2012) Moulizatul Aina (lahir 28 Desember 2015) Aulia Putri (lahir 18 April 2020)

 

Bagi pihak terkait, lembaga sosial, atau dermawan yang ingin membantu, kiranya dapat menjadikan kisah ini sebagai pengingat bahwa masih banyak keluarga di pelosok Aceh yang membutuhkan uluran tangan.(Tgk Mukhsin)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

PATROLI DIALOGIS POLRES TANAH KARO
Hadiri Silaturahmi Lintas Agama, Polres Tanah Karo Dukung Kamtibmas Aman dan Sejuk di Sumut
Patroli Dialogis Sat Samapta Polres Lampung Tengah Ciptakan Rasa Aman Bagi Masyarakat
KPSI Bersama Yayasan Majlis Tarbiyyatus Sughro Gelar Santunan Anak Yatim, Sunatan Massal Dan Bazar Murah
Peguron Pencak Silat Gagak Muara Gelar Pengesahan Anggota Gagak Muara Angkatan Ke-3 Satlat Graha Alana 
Dinkes Melalui Bidang Kesmas Gelar Rapat PKG Untuk Anak Sekolah 
Pemdes Sindang Gelar Pelatihan Alat Fogging,Untuk Meminimalisir Nyamuk DBD 
Usai GPI Diusir,Sekarang Kantor ParPol PPP DiUsir Juga,Selanjutnya Siapa Lagi Yang Mau Diusir ???

Berita Terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 20:08 WIB

PATROLI DIALOGIS POLRES TANAH KARO

Minggu, 6 Juli 2025 - 19:59 WIB

Hadiri Silaturahmi Lintas Agama, Polres Tanah Karo Dukung Kamtibmas Aman dan Sejuk di Sumut

Minggu, 6 Juli 2025 - 14:49 WIB

Patroli Dialogis Sat Samapta Polres Lampung Tengah Ciptakan Rasa Aman Bagi Masyarakat

Minggu, 6 Juli 2025 - 11:22 WIB

KPSI Bersama Yayasan Majlis Tarbiyyatus Sughro Gelar Santunan Anak Yatim, Sunatan Massal Dan Bazar Murah

Minggu, 6 Juli 2025 - 11:10 WIB

Peguron Pencak Silat Gagak Muara Gelar Pengesahan Anggota Gagak Muara Angkatan Ke-3 Satlat Graha Alana 

Berita Terbaru

BERITA UTAMA

Pembuatan Video O2SN Pencak Silat SD Tingkat Provinsi .

Minggu, 6 Jul 2025 - 20:15 WIB

NASIONAL

PATROLI DIALOGIS POLRES TANAH KARO

Minggu, 6 Jul 2025 - 20:08 WIB