Selayar-Mitramabes com||Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2025 menjadi perbincangan warga di Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa 2 Desember 2025.
Kepada awak media ini, petugas HIV/AIDS Puskesmas Pasimarannu, Hasrarudin Kasnar, S.KM, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 telah tercatat lima kasus baru, mayoritas terkait perilaku seksual berisiko, termasuk hubungan sesama laki-laki (LSL).
“Kasus terbanyak berada pada kelompok usia produktif. Tahun ini saja ada lima temuan baru dan ini memerlukan kewaspadaan semua pihak,” ungkap Has sapaan Hasrarudin Kasnar kepada awak media ini, Selasa 2 Desember 2025 pagi.
Secara akumulatif, lanjut dikatakannya, Puskesmas telah mencatat 25 kasus HIV yang terdiri dari 21 orang dalam pengobatan dan 4 orang telah meninggal. Menurut beliau, situasi ini harus harus segera ditangani melalui penguatan edukasi dan deteksi dini.
“Ada layanan tes HIV dan terapi antiretroviral (ARV) disediakan secara gratis dan dirahasiakan di Puskesmas. ARV harus diminum seumur hidup. Bila dikonsumsi rutin hingga virus tersupresi, pasien tidak akan menularkan HIV lagi. Informasi ini penting agar masyarakat tidak takut memeriksakan diri,” pintanya.
Selain itu, Has memaparkan pola penularan yang teridentifikasi di Pasimarannu, yakni antara suami dan istri, dari ibu ke anak, serta antar laki-laki.
“Yang perlu ditekankan adalah bahwa ODHA tidak boleh didiskriminasi. HIV tidak menular melalui aktivitas sosial sehari-hari,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Pasimarannu, Drs. Syamsul Bahri berharap agar kebijakan penanganan HIV di tingkat layanan dasar harus menempatkan isu HIV sebagai agenda prioritas agar mendapat dukungan lebih serius dari pemerintah Kabupaten.
“Puskesmas Pasimarannu harus menjadikan HIV sebagai program prioritas, sehingga persoalan ini betul-betul mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten,” katanya.
Penanganan HIV membutuhkan kolaborasi lintas sektor karena tidak cukup hanya inisiatif petugas. Pemerintah kecamatan, Puskesmas, dan para kepala desa harus berkolaborasi, karena kondisi ini dapat mengancam kesehatan generasi penerus, tutup Syamsul Bahri.
Peningkatan kasus HIV di Pasimarannu menjadi pengingat bahwa penanganan HIV tidak dapat dilakukan secara parsial. Sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dinilai sangat penting untuk menekan laju penularan dan melindungi generasi muda dari resiko jangka panjang.( HT/Ucok Haidir )












