Aceh Timur Mitra mabes.com–
Sudah tujuh hari warga Dusun Sejudo, Gampong Sijudo, Kecamatan Pante Bidari, hidup dalam ketakutan. Seekor harimau liar berukuran besar terus masuk mendekati pemukiman tanpa ada penanganan dari pihak berwenang.
Aktivitas warga lumpuh. Kebun ditinggalkan, malam hari kampung gelap tanpa pergerakan. Orang tua melarang anak keluar rumah, sementara sebagian warga berjaga dengan peralatan seadanya karena takut serangan tiba-tiba.
Keuchik Sijudo, Hamidan, menyatakan kekecewaannya atas lambannya respons pemerintah.
“Sudah hampir seminggu harimau ini berkeliaran. Tidak ada satu pun pihak yang turun. Apakah harus ada korban dulu baru ditangani? tegas Hamidan dengan nada kesal.
Ia menyoroti penyebab utama harimau memasuki wilayah penduduk—menyempitnya habitat akibat pembabatan hutan secara masif.
“Hutan di sekitar Sijudo hampir habis dibabat pengusaha. Harimau kehilangan tempat hidupnya dan turun ke kampung. Masyarakat yang menanggung risikonya, ujarnya.

Hamidan menyebut warga sebenarnya mampu melakukan tindakan darurat, namun takut terjebak masalah hukum.
“Kalau tidak melanggar hukum, mungkin kami sudah mengusirnya. Tapi nanti masyarakat yang ditangkap polisi. Sementara keselamatan warga tidak ada yang peduli, katanya dengan nada geram.
Ia mendesak BKSDA Aceh, pemerintah daerah, dan aparat terkait untuk tidak lagi menunda.
“Ini bukan persoalan kecil. Nyawa manusia taruhannya. Negara harus hadir sekarang, bukan setelah tragedi, tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih berjaga sepanjang malam. Harimau diduga berasal dari kawasan hutan perbukitan yang kini terus menyusut, menyisakan satwa liar tanpa ruang hidup dan memaksa mereka mendekati pemukiman.
(Pak nek)









