Tapanuli Selatan MBS Hadirnya program Sekolah Lapang. Yang di laksanakan oleh Yayasan Konservasi Indonesia (YKI)di Tapanuli Selatan dinilai mulai membuahkan hasil yang cukup Memuaskan.
Program yang di laksanakan sejak tahun 2018 ini,pada dasar nya bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagai mana perlunya menjaga lingkungan agar tidak tergradasi,
secara umum masyarakat lebih mengenal prokram ini dengan sebutan Sekolah Lapang(SL).itu mungkin Karna kegiatan pembelajaran tentang cara bertani yang ramah lingkungan lebih sering dilaksanakan di lapangan atau praktek langsung di kebun para petani,
Hingga Tahun 2023 ini ,Di kecamatan Muara Batangtoru sudah terbentuk PSMB(Perkumpulan petani Sawit Muara Batangtoru) .yang merupakan Wadah bagi 402 petani sawit swadaya yang sudah Ter prifikasi melalui RSPO(Roundtinable Sustainable Palm Oil).
Tidak berhenti disitu saja ,Dampak Pembelajaran yang di prakarsai oleh Yayasan Konservasi Indonesia ini,juga tampak di kalangan masyarakat umum, ini dapat di lihat dengan banyaknya bermunculan pejuang pejuang lingkungan,seperti pegiat kerajinan berbahan lidi sawit dan petani milenial ,yang kesemuanya ini bertujuan untuk Restoratif Lingkungan.
Hasil wawancara Awak Media Mitra Mabes,Senen 6/11/2023. Managr PSMB Julhadi Siregar Dalam pernyataannya.
Merasa sangat Bersyukur Atas Terlaksananya Program yang di bawa oleh Yayasan Kosevasi Indonesia di Kecamatan Muara Batangtoru, Karna menurut nya Muara Batang Toru yang secara Geografis Berada di Hilir Bantaran sungai Batangtoru sangat membutuhkan perhatian serius bagi semua pihak,Apalagi sesuai data yang ia miliki ,Lahan pertanian yg ada di Muara Batang Toru 75persen adalah Lahan Gambut,dan sesuai dengan Ovservasi yang telah ia lakukan lahan Gabut di Muara Batangtoru sudah mengalami Supsident(penrunan Tanah) itu dapat dilihat dari Rentannya terjadi genangan genangan di mana-mana saat musim hujan .terang nya”
Ditempat terpisah Tenno Boyke Simatupang,Salah Seorang Pegiat Kerajinan Lidi sawit.kapada awak media Mitra Mabes juga menyatakan ucapan terima kasihnya kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan Yang telah Memberikan Izin Edar atas Hasil kerajinan tangannya.
Boy Karya nama yang ia berikan untuk usaha kerajinannya ,kini sudah mendapat izin dari pemerintah, dan dengan peluang tersebut dirinya berencana untuk memasyarakatkan pengetahuannya,khususnya di Kelurahan Muara Ampolu ,agar semua masyarakat mempunyai Keterampilan yang dapat di andalkan guna peningkatan ekonomi Rumah tangga, dengan demikian cita -cita luhur Yayasan Konservasi Indonesia dan pemerintah untuk me Revitalisasi Ekonomi masyarakat dapat terwujud.Saya siap kembangkan ini, dengan tujuan semoga Restorasi Gambut dengan Revitalisasi dapat tercapai”tangkasnya.
Di temui ditempat kediamannya,Davit Pernando Silitonga warga Muara Manompas .mengaku cukup Bangga dengan ygterpilihnya dia menjadi Petani Aktor Milenial Martabe,oleh Pemerintah Kabpaten Tapanuli Selatan,dengan peluang tersebut dirinya siap untuk tumbuh dan berkembang bersama Tapanuli Selatan,dalam peningkatan ekonomi masyarakat untuk mewujudkan cita-cita luhur Pemerintah untuk menciptakan petani yg unggul serta berkelanjutan dengan memaknai kebijakan pemerintah dalam menerapkan pola bertani yang ramah lingkungan.
Saya bangga bisa terpilih jadi Aktor Petani Milenial “Tuturnya bersemangat”
Editor,Zulfanri.
