Mitramabes.com, Tulang bawang, Lampung.- Dari ke Empat (4) jenis Bangunan sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) (Sekolah Menengah Atas) SMA Negeri 03 Menggala tahun 2024 di duga kuat di kerjakan tidak sesuai speck dan terkesan asal jadi, demi Meraup keuntungan besar, senin (11/11) tahun 2024.
Pasalnya, saat tim media ini turun ke titik lokasi kegiatan bangunan sekolahan SMA Negeri 03 Menggala Propinsi Lampung, tim pun langsung bergegas mengkonfirmasi para pekerja dan disitu terlihat nampak dengan jelas di alat sadap wartawan beberapa bangunan pisik tersebut terlihat ada banyak kejanggalan, hal itu pun sesuai dengan apa yang dikatakan para tukang saat di tanyakan wartawan,
“Kami dari berbagai macam daerah pak, ada yang dari Tanjung bintang nama Rian ada yang dari Suka bumi nama Ijal dan ada yang dari Way Galih
Pokoknya dari Lampung selatan semua hal asilnya pak,” Ujar tukang.
“Kalau jenis dan nama Matrial seperti kayu, Rangka baja yang di pergunakan itu kami kurang paham, lihat saja sendiri, namun kalau lobang pondasi rata- rata 60 cm kedalaman nya pak,” sambungnya.
Hal serupa, menurut kasat mata tim wartawan terkait dengan adanya matrial seperti kayu kusen jendela itu sudah jelas menggunakan kayu racuk, ada kayu albasia dan ada lebih banyak juga kayu akasia muda, jenis kayu kelas tiga (3) karna ciri khasnya kayunya berserut, meskipun sudah di sugu atau di haluskan namun kenyataan hasilnya tetap saja tidak bisa halus.
Bukankah seharusnya pihak perusahaan atau kontraktor tersebut harus menggunakan kayu kelas dua sesuai speck, ada apa harus menggunakan jenis kayu kelas tiga Akasia muda
Hal yang sama, seperti dengan adanya pengakuan tukang saat di konfirmasi tim media terkait dengan adanya asal- usul keberadaan para tukang atau pekerja yang tak satu (1) pun dari wilayah seputaran titik lokasi kegiatan yakni kota Menggala Kabupaten Tulang bawang.
Bukankah para pihak kontraktor atau pihak perusahaan telah melanggar peraturan Pemerintah, di karna kan tidak MENERAP kan dan telah Mengabaykan aturan yang seharusnya di berlakukan sistim PADAT KARYA dan yang semestinya pihak kontraktor dan perusahaan seharusnya mengutamakan para pekerja dan memperioritaskan masyarakat SETEMPAT di mana bangunan berada seperti di kota Menggala TUBA.
Tak cuman itu saja, bahkan sekecil dengan adanya Alat Pelindung Diri (APD) saat tim media kunjungi lokasi kegiatan, baik itu sudah di bagikan APDnya atau belum sama sekali, ironisnya, saat para pekerja beraktipitas APD (alat pelindung diri) tersebut tidak di pakai para pekerja.
Selain itu, mengacu ke rangka baja jenis usuk atau kaso itupun tidak
langsung di dudukan di atas puncak dinding tembok bangunan, melainkan di tambah bantalan rangka baja atau lebih di kenal pakai sepatu.
Ketika Mengkaji dan merucut dari hal tersebut secara logika tentunya para pihak perusahaan atau kontraktor di duga kuat telah mencuri insting volume ketinggian tembok demi meraup keuntungan besar, dan hal itu tentunya berimbas negatip pada atap bangunan tersebut, seperti kurang kuat nya ketika ada paktor alam saat terjadi hal yang tidak di inginkan seperti ANGIN PUTING BELIUNG tiba. Tentunya hal tersebut sering terjadi, seperti atap bangunan rangka baja tersebut pada di terbangkan Angin Puting beliung atau angin Topan.
Di hubungi wartawan via ponsel bahkan sampai berkali- kali, pihak kontraktor perusahaan tersebut terkesan mengabai kannya saja, hingga berita ini di terbitkan. Bahkan oknum pihak perusahaan atau kontraktor akan segera dilaporkan ke APH (Aparat Penegak Hukum) bahkan ke Presiden R I HI Prabowo subianto di karna kan oknum tersebut di duga kuat telah melakukan tindakan melawan hukum seperti Korupsi dan tentunya berimbas negatip terhadap bangunan sekolah dan merugikan Negara serta mengancam keselamatan siswa dan guru para tenaga pengajar.
(Hel ***)