Palembang -mitramabes.com. Pedagang pupuk tanpa izin edar diamankan Subdit l Indagsi ditreskrimsus Polda Sumsel.
Dalam keterangannya saat gelar konferensi pers yang berlangsung di ruangan dedung Presisi Mapolda Sumsel Jl. Jendral Sudirman Km 4,5 kecamatan kemuning Palembang, Rabu (24/5/2023).
Tiga tersangka yang diamankam MF.T seorang pedagang pupuk di pasar Sungai Lilin, NS dan AM pedagang di km 16 talang kelapa jalan Palembang-Jambi Banyuasin.
Barang bukti yang berhasil diamankan dari MF.T pedagang pupuk dari sungai lilin, lebih kurang 300 karung 50kg atau lebih kurang 13 ton pupuk NPK Phosnka Plus Avatra 15 – 15 – 15 Produksi PT Nividia Pratama Gresik Indonesia, yang di titipkan di pergudangan sukarami.
Sedangkan dua orang NS dan AM pedagang di Km 16 talang kelapa Kabupaten Banyuasin sebanyak lebih kurang 376 karung 50kg atau lebih kurang 18,8 ton pupuk Produksi PT Nividia Pratama Gresik Indonesia.
Dengan Rincian:
.Pupuk NPK Phosnka Plus Avatra 15 – 15 – 15 Sebanyak lebih kurang 28 karung 50kg.
.Pupuk Ponskah Avatra 14 – 15 – 15 sebanyak lebih kurang 102 karung 50kg.
.Pupuk Phospate Alam Granular Avatra – SP-27 sebanyak lebih kurang 80 karung 50kg.
.Pupuk Phospate Alam Granular Avatra – SP-26 sebanyak lebih kurang 20 karung 50kg.
.Pupuk SP-36 Avatra sebanyak lebih kurang 43 karung 50kg.
.Pupuk Avatra Mutiara 16 – 16 – 16 sebanyak lebih kurang 3 karung 50kg.
.Pupuk NPK Avatra 16 – 16 – 16 sebanyak lebih kurang 100 karung 50kg.
Yang dititipkan di pergudangan sukarami.
“Kasubdit l Indagsi AKBP Bagus Surya Wibowo di dampingi kabid humas Polda Sumsel Kobes Pol Supriadi MM, modus tersangka menjual langsung pupuk yang sudah dalam karung kepada petani dengan merek yang berbeda.
“Sedangkan pupuk yang di jual oleh tersangka tanpa izin edar dari departemen pertanian setela di cek, sedangkan kasus akan kita kembangkan termasuk perusahaan yang memproduksi di Gresik Jawa timur,” katanya.
Dari pengakuan mereka, jual pupuk kepetani baru di awal tahun.
Ketiga tersangka di jerat pasal jo 73 UU RI No 22 tahun 2019 dengan ancaman penjara 6 tahun atau denda 3 Milyar.
Editor,”(RD MBS)