Mitramabes.com | Sintang, Kalbar – Duka mendalam menyelimuti keluarga almarhum Kodam (42), warga Dusun Binda, Desa Kayu Dukung, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Jenazah Kodam terpaksa ditandu sejauh 3–4 kilometer lantaran akses jalan menuju kampung halaman rusak parah dan tak bisa dilalui kendaraan.
Anggota DPRD Sintang, Andri Sugianto, menjelaskan bahwa almarhum sebelumnya berada di rumah keluarganya di Merakai, tempat ia biasa singgah untuk berbelanja. Kodam diduga mengalami serangan jantung dan segera dibawa ke Puskesmas Merakai. Namun, saat tiba di fasilitas kesehatan tersebut, ia telah dinyatakan meninggal dunia.
“Menurut pihak puskesmas, beliau sudah meninggal sebelum tiba di sana,” kata Andri.
Kesedihan keluarga kian bertambah karena jenazah tidak bisa langsung dibawa pulang. Jalan HTI–Menge yang menjadi satu-satunya akses menuju kampung tidak dapat dilalui akibat kondisi yang becek dan berlumpur.
Kemudian keesokan paginya, warga bersama apa TNI bergotong royong memikul jenazah dari Terminal Merakai hingga ke titik jalan yang masih bisa dilewati kendaraan.
“Semalam beliau meninggal, tapi kendaraan tak ada yang bisa lewat. Jadi menunggu pagi, lalu dibantu apa TNI. Jenazah digotong sekitar 3-4 kilometer sampai ke kendaraan yang sudah menunggu,” ungkap Andri pada Sabtu (23/8/2025).
Andri menegaskan bahwa kondisi jalan HTI-Menge sudah lama menjadi keluhan masyarakat. Saat musim hujan, lumpur bisa mencapai lampu hingga kabin mobil, membuat kendaraan sulit melintas.
“Saya sudah sampaikan ke Pak Bupati beberapa waktu lalu, katanya akan diperbaiki. Tetapi sampai sekarang belum ada jawaban pasti. Saya juga sudah kirim video terbaru kepada Pak Wakil Bupati, namun tetap belum ada kepastian kapan akan diperbaiki,” jelasnya.
Selain mendesak pemerintah daerah, Andri juga menyoroti perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah tersebut.
“Sampai saat ini perusahaan seperti PT Palma belum ada membantu. Padahal mereka bisa ikut berkontribusi memperbaiki akses jalan di sekitar wilayah kerja mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan, persoalan ini mendesak untuk segera ditangani. Sebelumnya, seorang ibu yang hendak melahirkan juga kehilangan bayinya karena terlambat sampai ke rumah sakit akibat jalan yang sama rusaknya.
“Ini sudah fatal dan sangat urgen. Kami mendesak pemerintah segera mengambil langkah nyata. Harapan masyarakat sederhana, jalan ini bisa difungsikan kembali secepatnya,” tegas Andri. (Uj/Tio)