Simalungun/ MBS Diharapkan PalmCo, subholding BUMN PTPN lV, dapat menjadi perusahaan penghasil sawit terbesar dunia.
PTPN IV merupakan salah satu perusahaan yang menjadi entitas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Palmco tentunya butuh kinerja yang baik oleh seluruh Unit PTPN IV agar dapat memperoleh hasil yang signifikan dengan melakukan perawatan sejak dini pada tanaman sawit sebagai komoditi utama.
Mirisnya, PTPN IV unit Marihat desa Silampuyang, Kabupaten Simalungun, terkesan tidak mendukung program Kementerian BUMN itu. Managemen unit Marihat diduga sengaja mengabaikan dan menelantarkan tanaman menghasilkan di areal kebun PTPTN lV unit Marihat
Bermacam jenis Gulma pengganggu tanaman utama dibiarkan melilit tanaman sawit produksi dilokasi itu. Temuan awak media mitramabes.com dilapangan pada hari senin 29/07/2024 sekitar pukul 13:55 wib tampak di lokasi itu juga karena tidak adanya perawatan yang baik hingga pohon tumbuh subur melilit pohon sawit produksi tersebut hingga pohon sawit nampak sudah ada yang mati akibat pohon yang melilit.
Selain piringan sawit dan tempat pengumpulan hasil atau TPH yang seperti tidak pernah mendapat perawatan jenis Chamis, program perawatan prunning juga seperti tidak dilakukan.
Padahal, seluruh jenis gulma dan kayu – kayuan yang tumbuh dilokasi tersebut dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan tanaman sawit, karena harus berebut dengan tanaman lainnya menyerap air dan unsur hara tanah diareal itu.
Melihat kondisi sawit di areal kebun unit Marihat yang seperti tidak dirawat, tak ayal mengundang tanya dan dugaan negatif dari sejumlah pemerhati PTPN IV di Sumatera Utara.
Terkait penggunaan anggaran perawatan TBM dan TM sawit yang secara terus menerus di gelontorkan dari kantor Pusat Medan, sepertinya berbanding terbalik dengan kondisi dilapangan unit Marihat
TM sawit diareal perkebunan PTPN lV unit Marihat terlihat seperti terabaikan dari program perawatan sejak dini, meski hal itu sudah dikonfirmasi kepada asisten afdeling 2 setempat melalui pesan whatsapp, tapi tidak dijawab ataupun memberikan tanggapan sama sekali pada hari Kamis (1/08/2024).
Dugaan korupsi anggaran perawatan oleh pimpinan setempat, diduga bekerja sama dengan vendor perawatan tanaman sawit dilokasi itu kian menguap.
Ketika awak media ini mencoba mengkonfirmasi asisten kepala (askep) perkebunan unit Marihat Perdinanta paranginangin melalui pesan whatsapp terkait adanya temuan dilapangan adanya penelantaran tanaman produksi dimana pohon sawit di tumbuhi oleh gulma yang lebat hingga ada pohon sawit yang mati, askep paranginangin tidak memberikan jawaban walaupun terlihat centang dia bertanda pesan tersampaikan.
Hingga berita ini kita kirimkan ke redaksi masih belum ada jawaban.
(Open)