Aksi Preman di Area Bandara Supadio Pontianak Meresahkan, Seorang Advokat Lapor Polisi

Minggu, 7 Juli 2024 - 22:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mitramabes.Com.Kubu Raya Aksi preman yang mengancam dan berbuat anarkis kepada pengantar maupun penjemput penumpang pesawat di Bandara Supadio Pontianak dinilai sudah tahap meresahkan. Informasi yang dihimpun media menunjukkan aksi ini sudah sering terjadi, namun tidak ada yang berani melapor.

 

Kali ini para preman tersebut “kena batunya”. Mereka salah pilih mangsa, seorang advokat bernama Chandra Kirana, SH, yang melaporkan kejadian yang menimpanya ke polisi. Kabarnya, seorang pelaku sempat diamankan petugas polisi Polsek Bandara Supadio Pontianak. Aksi mereka terekam dalam video yang direkam oleh anak korban.

 

Advokat Chandra Kirana terpaksa membuat laporan polisi karena dirinya mendapatkan perlakuan kasar disertai pengancaman dan cacian oleh sejumlah orang tak dikenal (preman) di area Bandara Supadio Pontianak pada Rabu malam (3/7/24) sekitar pukul 23.00 WIB.

 

Dalam keterangan persnya kepada sejumlah awak media Sabtu (6/7/24), Chandra mengungkapkan bahwa setelah kejadian itu ia semula melaporkan ke Polsek Sungai Raya. Namun, oleh petugas diarahkan ke Polsek Bandara Supadio. “Namun entah kenapa kasus laporan saya ini diambil alih oleh pihak Polres Kubu Raya,” pungkas Chandra.

 

Chandra kemudian menjelaskan kronologinya. Menurut dia, pesawat yang ditumpanginya seharusnya sudah mendarat di Bandara Supadio Pontianak pada pukul 20.00 WIB. “Tapi karena delay, akhirnya pesawat sampai pukul 22.30 WIB,” ucapnya. “Setelah menunggu bagasi, saya baru bisa keluar pada pukul 23.00 WIB. Anak saya yang menjemput ketika akan masuk, ditahan oleh orang tak dikenal atau preman tersebut, dengan alasan bandara sudah ditutup,” ungkap Chandra.

 

Menurut Chandra, anaknya sudah menyampaikan kepada sekelompok orang yang berjumlah sekitar empat orang bahwa ia akan menjemput bapaknya yang baru landing pesawatnya. Namun, pemuda tersebut tidak menghiraukan. “Setelah itu, ada satu orang naik motor bebek dari arah pintu keluar mendatangi saya di dalam bandara dan menyampaikan bahwa bandara sudah ditutup, mobil sudah tidak boleh masuk lagi dan kemudian mengatakan mereka mau membantu membawa empat kotak yang saya bawa dan satu koper,” cerita Chandra. Padahal, menurut Chandra, aktivitas di bandara masih ada, kenapa dibilang sudah ditutup.

 

“Istri saya berpikir itu petugas bandara awalnya. Melihat gelagat bahwa itu bukan petugas bandara, maka langsung saya tolak. Pemuda tak dikenal atau preman tersebut malah marah. Namun masih tetap memaksa,” papar Chandra. “Ketika saya tolak, pelakunya tak terima dan memaksa saya mendorong troli keluar kalau memang tidak bisa masuk barang saya supaya bisa dekat ke mobil yang dibawa anak saya,” pungkas Chandra. “Setelah itu terjadi sedikit argumen. Karena mereka memaksa, sehingga memancing emosi saya,” tambahnya.

 

Dengan nada agak tinggi, saya bilang saya ini sudah korban, karena pesawat delay bukan saya melanggar aturan. “Mana ada aturan yang namanya bandara itu tutup selama masih ada aktivitas dan penumpang yang turun,” imbuhnya lagi. “Karena dia tidak terima saya tolak, dia marah, langsung turun dari motornya sambil berteriak memaki saya dengan kalimat yang tak sopan,” beber Chandra. “Kemudian salah seorang dari mereka menyerang saya, namun dapat saya hindari. Saya katakan bahwa saya advokat agar dia paham dan mengurungkan niatnya untuk menyerang saya,” kata Chandra. “Tapi bukannya mengurungkan niatnya, tapi justru semakin brutal, sambil memaki saya dan kemudian dengan berbagai penghinaan ditunjukkan kepada saya,” jelasnya.

 

Kemudian, menurut Chandra, mereka masih belum puas. Pada saat menuju pintu keluar melewati pembayaran di pintu parkir, mereka mengejar lagi dan berusaha memberhentikan mobilnya. “Sebelumnya saat pertengkaran pertama di halaman parkir mereka mengancam, akan menunggu di luar di sekitar dekat kantor Polsek Bandara.” “Saya akan tunggu kau di luar karena nanti saya akan panggil kawan-kawan saya untuk menghabisi kamu,” ujar Chandra menirukan ucapan preman tersebut. “Mendengar seperti itu, istri saya lalu mencari security bandara tujuannya untuk minta dikawal sampai keluar supaya tidak terjadi masalah. Ternyata setelah dipanggil-panggil dan dicari bolak-balik, tidak ada security-nya.”

 

“Akhirnya kami memutuskan untuk keluar dan akan menghadapi masalah apapun yang bakal terjadi di luar.” “Saya perintahkan anak saya yang membawa kendaraan, saya sendiri duduk di samping, kemudian anak saya dan saya mempersiapkan satu rotan untuk berjaga-jaga kemungkinan terjadi keributan. Dan benar saja, ketika kami sampai ke pintu keluar parkir itu sudah ada 4 sampai 5 orang di sana menunggu.”

 

“Ketika anak saya mau buka kaca untuk membayar parkir, pelaku berteriak memberitahu kawan-kawannya yang lain bahwa bapak itu yang tadi ribut sama dia.” “Saya langsung turun dan siap-siap dengan rotan yang ada dalam mobil untuk berjaga bila ada penyerangan ke saya. Mereka mulai marah, saat itu istri saya sempat merekam kejadian tersebut. Mereka kembali memaki dengan kata yang merendahkan profesi advokat.”

 

“Pada situasi sepi seperti itu, tidak ada satupun petugas keamanan yang kelihatan, kecuali petugas parkir saja. Padahal di dekat situ ada kantor Polsek Bandara.” “Saya kemudian dengan suara agak keras mengajak istri dan anak saya untuk melapor ke kantor Polsek Sungai Raya. Tapi mereka malah bukannya takut, tapi menantangnya, silahkan lapor saja ke polisi, di sini presidenpun tak bisa masuk,” jelas Chandra. “Akhirnya kami melapor ke polisi kemudian terakhir diambil alih oleh Polres Kubu Raya.”

 

Dengan kejadian ini, Chandra berharap agar kasus seperti ini jangan terulang lagi kepada masyarakat yang lain yang akan bepergian ataupun pulang ketika melewati area Bandara Supadio Pontianak. Dia meminta agar kasusnya diproses sesuai hukum yang berlaku agar ada efek jera terhadap para pelaku. “Saya juga belum tahu apakah pelaku sudah ditahan atau belum, sebelumnya sempat diamankan polisi,” tambahnya.

 

Sementara itu, Kasat Reskrim Kubu Raya AKP Ruslan Gani ketika dimintai konfirmasinya membenarkan adanya laporan masuk. “Masih diproses laporannya,” ujarnya singkat.(Syarif Muksin)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Proyek Jalan Vila Mega Mas Ampera Raya Dipertanyakan: Tak Ada Plang Proyek, Aspal Diduga Tipis, dan Pekerja Tanpa Safety
Aplikasi SRIKANDI Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Sistem Pemerintahan
Tokoh Masyarakat Desa Cot Rambong ” PT Ambiya Putra Tak Tau Dimana Rimbanya” 
Di Duga Kuat Pihak Ke tiga ( Mafia Tanah) Jual Tanah Warga Ke PT AJB.
Pemkab Samosir Gelar Rapat Kedua Penyusunan Naskah Akademik Ranperda Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Bupati Samosir Dampingi Gubsu Terima Kunker Spesifik Komisi II DPR RI.
Polres Samosir Hadiri FGD Bahas Karhutla Bersama Aliansi Jurnalis dan Pemangku Kepentingan
Bukan Sekadar Ulang Tahun, Ini Panggilan Juang: Pesan Jhon Harimau untuk Sang Pendiri.

Berita Terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 00:03 WIB

Proyek Jalan Vila Mega Mas Ampera Raya Dipertanyakan: Tak Ada Plang Proyek, Aspal Diduga Tipis, dan Pekerja Tanpa Safety

Jumat, 4 Juli 2025 - 22:27 WIB

Tokoh Masyarakat Desa Cot Rambong ” PT Ambiya Putra Tak Tau Dimana Rimbanya” 

Jumat, 4 Juli 2025 - 21:41 WIB

Di Duga Kuat Pihak Ke tiga ( Mafia Tanah) Jual Tanah Warga Ke PT AJB.

Jumat, 4 Juli 2025 - 19:42 WIB

Pemkab Samosir Gelar Rapat Kedua Penyusunan Naskah Akademik Ranperda Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Jumat, 4 Juli 2025 - 19:32 WIB

Bupati Samosir Dampingi Gubsu Terima Kunker Spesifik Komisi II DPR RI.

Berita Terbaru