SIMALUNGUN,mitramabes.com
Pemerintah kabupaten melalui Dinas PUTR melaksanakan Proyek Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terletak di Nagori Bahkisat Kecamatan Tanah Jawa yang anggaran nya senilai Rp.4,5 Milyar bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) TA 2024.
Pelaksanaan pembangunan proyek SPAM itu sudah berlangsung kurang lebih satu bulan. Namun, semakin hari, pelaksanaan kegiatan pembangunan itu semakin menuai protes dari kalangan masyarakat.
“Dari awal dimulainya pengerjaan, sudah ada masyarakat yang komplain tentang lokasi kegiatan proyek yang umbul air nya melintasi lahan warga masyarakat dan lahan HGU milik PTPN,” ungkap warga yang tidak bersedia namanya dimuat dalam berita ini, Sabtu, (18/5/2024).
Pria separuh baya itu menyebutkan proyek yang sedang berlangsung itu berada diatas tanah HGU PTPN IV Unit Kebun Balimbingan, dan diduga tidak mengantongi ijin resmi dari pihak PTPN IV sebagai pemangku jabatan sekaligus pemilik lahan atas kegiatan tersebut.
Hasil investigasi wartawan, kegiatan proyek sedang berlangsung. Tampak jelas, pemasangan pundasi dan lantai beserta besi sebagai tiang penyangga sudah rampung dikerjakan.
Namun terhendus’ informasi, titik koordinasi kegiatan tidak sesuai dengan KAK.
Hal tersebut semakin menguat mana kala adanya pengakuan karyawan kepada wartawan yang mengungkapkan, jika titik pembangunan tersebut menyalahi aturan dan koordinasi yang semula telah dibicarakan.
“Titik koordinat nya kemarin disepakati bukan disini bang, tetapi masih bergeser sejauh ± 50 meter ke depan, dan kalau seperti ini akan mengganggu kegiatan kami nanti nya, apalagi saat ini kami sedang Replanting,” ungkap seorang karyawan kepada wartawan.
Selain itu juga, amatan wartawan dilokasi proyek, sejak awal pengerjaan hingga rampungnya bak penampungan debit air, para pekerja tidak seluruhnya menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) sebagaimana dengan yang sudah diamanatkan undang-undang pengadaan barang jasa dan konstruksi. Dilokasi kegiatan seorang pria separuh baya yang mengaku sebagai kepala tukang tidak bisa memberikan tanggapan saat dikonfirmasi mengenai Kesehatan Keselamatan Kerja ( K3).
Pria yang berbicara serasa akrab itu hanya mampu mengatakan agar wartawan langsung bertemu dengan pemborong bernama Ramces Manurung, yang saat ini terpilih menjadi anggota DPRD Siantar. ” Langsung aja komunikasi sama pemborongnya, dan sesuai pengakuan dari salah seorang warga yang juga pemilik lahan lintasan pipa bahwa Ramses Manurung ini bersifat Arogan terhadap warga dan juga adanya dugaan pengancaman ingin memenjarakan warga tersebut, Abang kenal nya itu, menang dia kemarin mencalonkan Anggota dewan di Siantar dan terpilih di Siantar” imbuhya.
Saat awak media ini mencoba mengkonfirmasi Ramses manurung terkait kebenaran sifat arogansi nya, Ramses manurung selaku anggota DPRD terpilih tidak memberikan jawab/balasan.
Sangat miris proses pelaksanaan pembangunan proyek SPAM yang menelan biaya Rp.4,5 M, tapi pengerjaannya terkesan tidak diawasi oleh Dinas terkait.
Hingga berita ini kita kirimkan ke Redaksi.
(Osama)
