Nias.Mitramabes.com
Guru mapel Pendidikan Agama Katholik Memaparkan Mutu Pendidikan yang Bermutu dan memiliki kemandirian dalam Membentuk Pendidikan karakter dan model pembelajaran inovatif seperti Problem-Based Learning (PBL) memiliki keterkaitan yang kuat, membentuk aliansi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa secara menyeluruh. PBL, sebuah pendekatan pembelajaran yang menempatkan pemecahan masalah dunia nyata di pusat perhatian, tidak hanya mengembangkan kapasitas kognitif siswa, tetapi juga membentuk pondasi etika dan moral yang kokoh. Model ini memberikan wadah yang optimal untuk pengembangan keterampilan karakter esensial dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui Pemaparan Oleh Guru Mata Pelajaran :
Arisman Jaya Halawa, S.Ag
Guru Mapel: Pendidikan Agama Katolik
Unit Kerja: SDN 078500 Fahasaradodo Fadoro Hunogoa
Mahasiswa PPG STPKat St. Fransiskus Assisi Semarang Batch-2
Tahun 2023
Pertama-tama, PBL mendorong pengembangan keterampilan kritis seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan melalui proses kolaboratif dalam pemecahan masalah. Siswa tidak hanya mengasah kemampuan akademis mereka, tetapi juga belajar untuk bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan mengelola konflik secara efektif. Dengan kata lain, PBL memberikan pengalaman nyata yang menciptakan ikatan antarindividu dan membentuk karakter siswa.”Ungkapnya
Tak hanya itu, aspek reflektif dalam PBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk merenung tentang proses pembelajaran mereka dan dampaknya pada dunia sekitar. Melalui refleksi ini, siswa tidak hanya memahami aspek-aspek akademis, tetapi juga mulai mempertimbangkan implikasi etis dan moral dari solusi yang mereka hasilkan. Ini menjadi jendela bagi pembentukan nilai-nilai karakter seperti integritas, tanggung jawab, dan kemandirian.”Terangnya
Dalam konteks pengambilan keputusan etis, PBL memberikan simulasi situasi kehidupan nyata di mana siswa harus mengintegrasikan nilai-nilai karakter mereka dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab. Hal ini menciptakan pemahaman mendalam tentang dilema etis dan memperkuat kemampuan siswa untuk menanggapi tantangan moral dengan penuh kematangan.
Pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam desain pembelajaran PBL tidak dapat diabaikan. Pendidik dapat sengaja merancang proyek PBL dengan mempertimbangkan nilai-nilai moral yang ingin ditanamkan, menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyelaraskan aspek-aspek akademis dan karakter. Ini melibatkan pemilihan konten dan konteks yang mendukung perkembangan nilai-nilai moral secara alami.
Studi kasus dari lembaga pendidikan yang sukses menerapkan pendidikan karakter dalam PBL menjadi bukti nyata bagaimana pendekatan ini membentuk lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bertanggung jawab dan memiliki kesadaran moral yang tinggi. Sejalan dengan itu, tantangan dalam menggabungkan pendidikan karakter dalam PBL dapat diatasi melalui pelatihan guru yang intensif dan desain kurikulum yang mendalam.
Terakhir, melibatkan orang tua dalam proses pembentukan karakter siswa melalui model PBL menjadi kunci keberhasilan yang sering diabaikan. Kolaborasi erat antara sekolah dan keluarga membantu menghadirkan dukungan holistik untuk pembelajaran karakter, menciptakan keseimbangan yang harmonis antara pengembangan kognitif dan moral.
Dengan berbagai sudut pandang ini, artikel ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan berpartisipasi dalam diskusi mengenai keterkaitan yang erat antara pendidikan karakter dan model pembelajaran inovatif seperti PBL, dan bagaimana keduanya dapat bersinergi untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga beretika dan bertanggung jawab.”Tuturnya
(EDI MEND)