“Berlomba-Lomba Adakan Bimtek tanggapan ketua jwi deli serdang
Deli Serdang, Sabtu (2/8/2025).
Kota wisata yang terletak di kaki Gunung Sinabung ini kembali menjadi destinasi favorit bagi para penyelenggara Bimbingan Teknis (Bimtek). Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa lembaga telah berlomba-lomba mengadakan giat Bimtek di Berastagi, diduga meraih keuntungan yang mencapai milyaran rupiah.
Praktik Bimtek ini diduga melanggar Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Soalnya setiap belanja dana desa harus tercantum dalam APBDes dan disahkan melalui Perdes. Bimtek Koperasi Merah Putih (KMP) yang terkesan dipaksakan ini jelas berisiko menjadi temuan audit Inspektorat atau BPK, bahkan berpotensi berujung pada proses hukum.
Diketahui sebelumnya Bimbingan Teknis (Bimtek) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Deli Serdang Kegiatan yang difasilitasi oleh Yayasan Lembaga Kebijakan Study Nasional (YLKSN), Ungkap, Hasan Basri Siregar Ketua JWI Deli Serdang, Sabtu (2/8/2025) di lubuk pakam.
Kegiatan Bimtek yang berlangsung pada 25 hingga 28 Juni 2025 lalu, dilaksanakan di sejumlah hotel di Kabupaten Karo, yakni Hotel Grand Garden, Hotel Rudang, Hotel Grand Orri Berastagi, dan Hotel Berastagi Cottage. Dalam undangan resmi YLKSN tertanggal 2 Juni 2025 dengan nomor surat 013/YLSKN-bpd.DS/VI/2025, setiap desa diminta mengirim 3 orang peserta dengan biaya Rp6.500.000 per orang, atau Rp19.500.000 per desa.
Selanjutnya, kegiatan bimtek difasilitasi oleh Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Bangun Purba, yang menggelar pelatihan ke Parapat tanpa surat resmi dan tanpa pemberitahuan terbuka kepada publik.
Tiap desa diminta mengirim 3 orang, yakni Ketua PKK dan dua kader perempuan, dengan biaya mencapai Rp 6 juta per peserta.
Kali ini, giliran Koperasi Desa Merah Putih (KMP) yang diagendakan mengikuti Bimtek dengan anggaran fantastis: Rp19.500.000 per desa diwakili 3 orang , Lembaga Pengembangan Manajemen Pembangunan (LEMPAMAP) sebagai penyelenggara akan menggelar acara mewah ini di Hotel Gran Orri, Berastagi, pada 31 Juli hingga 3 Agustus 2025, tambahnya.
Menurut sumber, keuntungan yang diperoleh dari penyelenggaraan Bimtek di Berastagi dapat mencapai miliaran rupiah, tergantung pada jumlah peserta dan biaya yang dikenakan. Hal ini membuat Berastagi menjadi lokasi yang sangat populer bagi para penyelenggara Bimtek.
“Bimtek di Berastagi sangat menguntungkan bagi kami, karena biaya yang dikenakan kepada peserta sangat tinggi, namun tetap banyak yang bersedia membayar,” kata salah satu penyelenggara Bimtek.
Sebagai contoh besaran keuntungan yang didapat bagi penyelanggaraan bimtek
apabila diikuti 390 desa, perkiraan keuntungan penyelenggara Bimtek Koperasi Merah Putih, yang lagi berlangsung. Kita perlu mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan, Berikut adalah contoh perhitungan:
Biaya yang dikeluarkan:
– Penginapan hotel Gran Orri di Berastagi: Rp 1.500.000.000 (asumsi 300 kamar x 3 hari x Rp 1.666.667 per kamar per hari).
– Makan siang dan malam, sarapan pagi, dan ngopi: Rp 800.000.000 (asumsi Rp 200.000 per orang per hari x 3 hari x 1.170 orang)
– Pembayaran mentor: Rp 200.000.000 (asumsi 10 mentor x Rp 20.000.000 per mentor)
– Cendra mata: Rp 100.000.000 (asumsi Rp 85.470 per orang x 1.170 orang)
– Piagam: Rp 50.000.000 (asumsi Rp 42.735 per orang x 1.170 orang)
Total biaya yang dikeluarkan: Rp 2.650.000.000
Keuntungan penyelenggara Bimtek Koperasi Merah Putih:
= Jumlah uang – Total biaya yang dikeluarkan
= Rp 7.605.000.000 – Rp 2.650.000.000
= Rp 4.955.000.000
Perkiraan keuntungan penyelenggara Bimtek Koperasi Merah Putih adalah Rp 4.955.000.000. Namun, perlu diingat bahwa perhitungan ini hanya perkiraan dan biaya-biaya yang sebenarnya mungkin berbeda-beda.
Berastagi terus menjadi pilihan utama bagi para penyelenggara Bimtek yang ingin meraup keuntungan besar. Diduga oknum justru nekat bermain di balik layar, menyulap anggaran desa menjadi ladang bancakan untuk kepentingan segelintir orang.
Namun, perlu diingat bahwa kegiatan Bimtek juga harus memiliki tujuan yang jelas dan bermanfaat bagi peserta, bukan hanya sekedar mencari keuntungan, Tutup Haris panggilan akrabnya.
Agus