Takengon- MBS
Baitul Mal diminta memperbaiki pelayanan yang dianggap lamban dalam penanganan mustahik.
Kelambanan itu disebabkan kurangnya personel yang ada di kantor tersebut.
“Berdasarkan beberapa laporan yang saya terima, ketika mustahiq datang ke Baitul Mal, hanya diterima berkas oleh sekretariat. Namun, realisasi lambat, bahkan bisa memakan waktu berbulan-bulan” kata aktivis Edi Syahputra Linge.
Berdasarkan informasi, pelayanan yang lamban itu juga karena kurangnya personel yang semestinya.
Padahal qanun aceh nomor 3 tahun 2021 tentang baitul mal menjelaskan bagaimana standar pelayanan dan aturan organisasi di dalam baitul mal itu. Jadi diperlukan pelayanan maksimal oleh bupati.
“Jadi untuk membuat pelayanan yang baik untuk mustahik. Diperlukan orang yang tepat di sekretariat baitul mal” kata Edi.
Jadi kalau dilihat, ada puluhan mustahik yang setiap hari datang. Kadang-kadang minta data yang diajukan, tiba-tiba tidak ada.
Jadi Baitul Mal harus serius memperhatikan baitul mal, karena menyangkut hak orang miskin dan kurang mampu.
Baitul mal juga kurang tanggap, apapun alasannya, kurangnya personil itu harus benar-benar ditanggapi serius, supaya tidak menjadi alasan klasik yang menganggu pelayanan kepada masyarakat miskin.
Bupati juga diminta memperhatikan apsek itu, karena sebagai lembaga di bawah bupati, baitul mal yang usianya tidak muda lagi, benar-benar sudah fokus terhadap pelayanan, dan standar lain yang menyentuh khalayak, supaya beprestasi, karena baitul mal harus seiring sejalan medukung program pemerintah.