Muslik, Sopir Ambulans Desa yang Terlupakan: “Saya Masih Menunggu Honor Itu, Meski Sudah 3 Tahun
SERANG mitramabes.com – Malam itu, deru suara ambulans membelah jalan desa Pagintungan. Di balik kemudinya, duduk seorang pria sederhana bernama Muslik. Sudah tiga tahun ia mengabdi sebagai sopir ambulans desa, tanpa bayaran. Ya, tanpa sepeser pun honor.
“Setiap kali mesin ambulans dinyalakan, saya cuma bisa berharap. Mungkin hari ini honor itu datang. Tapi sampai sekarang belum juga,” ucap Muslik, suaranya pelan.
Muslik bukan tak pernah bertanya. Kepada Kepala Desa, ia sudah berkali-kali menyampaikan. Tapi jawaban yang datang tak pernah pasti. Padahal, sesuai aturan, honor itu seharusnya cair setiap tiga bulan dari Dana Desa (ADD).
“Saya jalan terus karena ini soal nyawa orang. Tapi saya juga manusia, Bang. Saya punya anak, saya butuh makan,” lanjutnya
Kisah Muslik bukan sekadar soal gaji yang tak dibayar. Ini adalah potret buram bagaimana petugas lapangan yang bekerja di garis depan bisa begitu mudah diabaikan oleh sistem.
Salah satu anggota BPD Pagintungan, sebut saja mr X menyatakan prihatin dan siap menindaklanjuti kasus ini.
“Kami akan panggil pihak desa. Ini bukan masalah kecil,” ujarnya.
Sementara Plt. Camat Jawilan, Usman, S.Pd., mengaku akan memanggil Kepala Desa untuk klarifikasi. “Jangan dulu menyimpulkan. Tapi kalau benar, ini harus diselesaikan.”
Sampai berita ini diturunkan, Kepala Desa Pagintungan Hj. Sumyanah belum bisa dimintai tanggapan. Namun satu hal yang pasti, selama tiga tahun, Muslik terus menyalakan ambulans—bukan untuk mengejar bayaran, tapi karena rasa tanggung jawab.
“Saya masih menunggu. Entah sampai kapan…” (RH)
Kabiro mbs(H.solihin)
Editor : H.solihin