Takengon –MBS
Suasana haru dan penuh khidmat mewarnai prosesi serah terima jabatan Kapolres Aceh Tengah yang digelar di Mapolres Aceh Tengah, Senin (14/07/2025) pukul 08.30 WIB.
Acara lepas sambut ini menjadi penanda berakhirnya masa tugas AKBP Dody Indra Eka Putra, S.I.K., M.H. sebagai Kapolres Aceh Tengah dan penyambutan pejabat baru, AKBP Muhamad Taufiq, S.I.K., M.H.
Rangkaian acara diawali dengan pengalungan bunga oleh AKBP Dody kepada AKBP Muhamad Taufiq, dilanjutkan dengan Tari Guel, tarian adat Gayo yang sakral sebagai bentuk penghormatan kepada tamu kehormatan. Prosesi semakin khidmat saat barisan Kapolsek dan Perwira membentuk formasi Pedang Pora, melambangkan penghormatan dan loyalitas korps Bhayangkara terhadap pimpinan.
Usai penyambutan, AKBP Dody memperkenalkan satu per satu pejabat utama, Kapolsek, dan personel kepada Kapolres baru, sebagai langkah awal membangun sinergi internal.
Acara berlanjut dengan apel bersama (Farewell and Welcome Parade). Dalam sambutannya, AKBP Dody yang mendapat promosi sebagai Waka SPN Polda Jawa Timur, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama seluruh jajaran selama masa tugasnya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kekhilafan selama bertugas di Polres Aceh Tengah.
Sementara itu, AKBP Muhamad Taufiq, yang sebelumnya menjabat Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Aceh, menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat yang diterimanya.
“Kami doakan semoga sehat dan sukses selalu, dan nantinya bisa bergabung kembali ke Polda Aceh, tentunya dengan pangkat dan jabatan yang lebih tinggi,” ujar AKBP Muhamad Taufiq dalam sambutannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan Laporan Satuan antara Kapolres lama dan Kapolres baru yang berlangsung di Aula Rupatama, disaksikan oleh Wakapolres, pejabat utama, serta para Kapolsek jajaran.
Sebagai penutup, digelar acara kenal pamit dan prosesi Pedang Pora terakhir untuk melepas AKBP Dody Indra Eka Putra bersama Ny. Dian Dody Indra. diiringi lagu perpisahan dan pembacaan puisi, hingga keduanya melewati gerbang utama Mapolres Aceh Tengah, menandai akhir masa tugas dan pengabdian beliau di bumi Gayo.
