Merek Tanah Karo Mitramabes Com. Personel gabungan dari Polsek Tigapanah, Manggala Agni, Koramil 02 Tigapanah dan petugas pemerintahan Desa Pangambatan bergerak cepat menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Gajah Bobok, Desa Pangambatan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
“Kebakaran tersebut pertama kali terdeteksi pada Sabtu(4/7) malam, sekitar pukul 21.00 WIB melalui aplikasi pemantau hotspot Lancang Kuning. Menindak lanjuti deteksi tersebut, personel Polsek Tigapanah langsung berkoordinasi dengan petugas Manggala Agni, TNI dari Koramil setempat, dan pemerintah desa guna melakukan pengecekan dan penanganan di lokasi kejadian.
“Kapolsek Tigapanah, AKP Dedi Syahputra Ginting, S.H., menjelaskan bahwa proses pemadaman dilakukan secara manual dengan menggunakan pompa air, alat pemukul api, serta pembuatan sekat bakar untuk mencegah api merambat ke pemukiman dan lahan pertanian milik warga.
“Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 10.00 WIB pada keesokan harinya. Total luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 4 hektare. Untuk kerugian materi masih dalam pendataan bersama tim Manggala Agni, namun syukurnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar AKP Dedi.
“Meski pemadaman berhasil dilakukan, tim di lapangan menghadapi sejumlah kendala, antara lain keterbatasan alat pemadam kebakaran, tidak adanya sumber air di lokasi, serta kondisi geografis dengan kemiringan yang cukup ekstrem mencapai 160°.
“Atas kejadian ini, Kapolsek Tigapanah mengimbau kepada seluruh warga, khususnya yang tinggal di kawasan rawan karhutla, untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut berbahaya dan melanggar hukum.
“Kami minta masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Jangan membuka lahan dengan cara dibakar. Ini sangat membahayakan keselamatan bersama, bisa mengancam pemukiman, merusak pertanian, dan menimbulkan kerugian besar,” tegas AKP Dedi.
“Polsek Tigapanah juga akan terus melakukan patroli dan pemantauan terhadap wilayah wilayah rawan karhutla, terutama selama musim kemarau.
(Musa Tampubolon)