Metro Mitra Mabes.Com –Penerimaan siswa baru tahun 2025 ini menuai kontroversi, sebab beberapa kebijakan dinilai merugikan warga sekitar yang jaraknya berdekatan dengan sekolah negeri unggulan dikota metro. Anggota Intelijen dari LSM TOPAN RI dan juga pimpinan redaksi media ungkap tipikor Ibrahim mengungkapkan dalam memprioritaskan jalur prestasi mengakibatkan siswa yang jaraknya berdekatan dengan SMA unggulan di metro tidak bisa untuk mendaftar bila sudah mengikuti tes jalur prestasi yang dilaksanakan tanggal 11-12 Juni 2025 bila gagal atau tidak diterima. Bila gagal atau tidak diterima maka siswa tersebut mau mendaftar lagi dengan jalur apa saja tidak bisa walaupun jarak rumahnya hanya hitungan meter dari sekolah unggulan di metro karena secara sistem terkunci, maka mereka harus memilih SMA lain yang tidak masuk dalam sekolah unggulan.
Hal ini sangat merugikan siswa maupun orang tua karena bila diterima di SMA lain tentu akan memakan banyak biaya untuk transportasi dll. Ibrahim berharap pemerintah provinsi, bapak gubernur maupun bapak kepala dinas pendidikan meninjau kembali aturan ini agar tidak ada yg merasa didiskriminasikan.
Sementara itu penerimaan murid baru tahun 2025 membingungkan terutama warga dekat sekolah. Hal tersebut dialami oleh salah satu masyarakat yang ada dikota metro menurutnya rumahnya hanya berjarak meteran. ‘Saya kecewa melihat panitia SPMB tahun 2025, mereka hanya menerima konsultasi bila siswa mau mendaftar, disuruh melakukan pendaftaran ke jasa pendaftaran yang tidak jauh dari sekolah. Itupun menggunakan biaya sendiri untuk 1 siswa dikenakan biaya Rp 50.000 bahkan ada yang Rp 60.000,
Mengapa hal ini tidak dilakukan pihak sekolah masing masing ??
Ketika wartawan media ini menanyakan salah satu siswa yang ikut mendaftar pada jasa pendaftaran, jawab siswa tersebut karena sudah berkali kali dia mendaftar melalui ponsel miliknya tidak bisa ataupun susah masuknya.
Mohon Bapak kepala sekolah yang ada disekolah bisa melakukan pendaftaran disekolahnya masing masing.
(Trimo Riadi)