Mitramabes.com- Kalimantan Timur, Tana Paser- Titah Prabowo Subianto Presiden ke -8 Republik Indonesia menjadi atensi penuh Keluarga Kodim 0904 Paser
dibawah Komando Letkol Inf Rommy Aditya Nanda, SE, MIP.
Begitu pula di jajaran Keluarga Polres Paser dipimpin Kapolres Paser AKBP Novy Adi Wibowo, S.I.K, M.H. sigap mensikapi titah Presiden untuk ambil bagian mensukseskan program ketahanan pangan. Kamis, 16/05/2025.
Dengan Jumlah Penduduk di Republik pada kisaran 260 juta jiwa, Presiden kita saat ini terobsesi akan capaian swasembada pangan yang pernah dia saksikan pada era Presiden Soeharto.
Yakin tidak ada yang tidak sepaham dengan kehendak Presiden kita, karena ketahanan pangan adalah bagian dari Stabilitas yang konek dengan Ketahanan Nasional.
Tidak mudah menjadi Presiden di Negara dengan Wilayah beribu Kepulauan, suku, adat ditandai dengan puluhan wilayah administratif Propinsi bahkan lebih dari 500 Kabupaten/ Kota.
Itulah negara dimana “Bhineka Tunggal Eka” ada pada cengkraman kuku sang Burung Garuda sebagai Lambang Negara kita, Filosofisnya”.
sejengkal teritorial Negara ini tidak boleh lepas ataupun terpisah oleh kedzoliman siapapun, Itulah teriak anak negeri NKRI Harga Mati.
Dari bingkai kesetiaan tadi maka Kapolres Paser Novy, Dandim Paser Rommy bergerak dengan penuh tanggung jawab menerima, menyusun rencana, menyingsingkan lengan baju untuk membuktikan kesiapan dan kesigapan mereka menerima titah sang Presiden RI.
Semangat Presiden Prabowo menggapai Program Swasembada Pangan sangat serius, karena sebagai sosok yang pernah menduduki Jabatan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ( HKTI), sangat memahami persoalan persoalan yang dihadapi petani.
Diantaranya tantangan alih fungsi lahan (lahan Pertanian berubah menjadi lahan kepentingan lain), apakah ubah komoditas yang bukan lagi padi dan atau kepentingan investasi lain, hal tadi menimbulkan menyusutnya luasan lahan tanaman padi dan yang acap terimbas penetrasi adalah “wet land” (Lahan basah untuk tanaman padi).
Dari pencermatan media, umumnya alih fungsi itu merubah komoditas dari padi menjadi kelapa sawit, argumen petani sawit tidak memerlukan pemeliharaan yang rumit , sementara padi sawah perlu sentuhan perawatan intensif, berbagai gangguan hama tanaman juga sering menekan petani sampai pusing tujuh keliling.
Kita berharap lewat “gerakan terjun” ke area sawah Dandim berduet dengan Kapolres turut fenomenal menasehati, mendorong petani untuk sadar bahwa eksistensi nya yang sustain adalah perjuangan untuk ketahanan pangan hingga di tengah galau nya tantangan krisis global, mereka tetap kuat sebagai pahlawan pahlawan pangan.
Sejatinya memang tugas itu adalah domain dengan pasukan PPL dan OPD Ketahanan Pangan, namun “bara” perjuangan menuju swasembada bisa terus dikobarkan dengan seni pendekatan management partisipatif yang dimiliki duet Dandim dan Kapolres bermuatan pesan pesan yang bisa memotivasi akan patut dipertahankan nya “wet land jangan disulap menjadi up land”.
Kita memahami bahwa hal itu adalah tugas yang berat. Dorongan ke polecy pertahankan sekaligus optimalkan wet land yang produktif akan bisa menyemangati stakehokder petani sawah, hadir dengan fokus jadi barisan terdepan suksesnya Indonesia yang ber ketahanan pangan.
Sejauh aksi lapangan yang telah berjalan di level Koramil dan Kapolsek, adalah output konkrit dan sejatinya menjadi miniatur ketauladanan. Alangkah bangga nya kita ketika gerakan gerakan memoles optimalisasi lahan yang diantaranya optimalisasi lahan pekarangan akan menjadi sebuah gerakan sakral setiap kepala keluarga laksana sebuah keharusan ke depannya.
Simpati akan peran aktif institusi Kodim dan Polres wajib disambut sebagai gerakan mulia.Dan semestinya hal itu tidak membuat kita berpangku tangan. Setidaknya kita turut berpartisipasi sebagai penyambung lidah akan penting nya aksi aksi ketahanan pangan diatas.
Pekik swasembada pangan yang telah menjadi “tugas ekstra” Mabes TNI dan Mabes Polri wajib mendapat atensi ekstra pula dari Pemerintah Daerah.
Pemkab dan Jajaran legislatif pada sisi Kebijakan Umum Anggaran wajib pula memposisikan dukungan anggaran terhadap kegiatan ekstra dimaksud. Sambut lah ketulusan mereka, koordinasi kan segera agar politik anggaran Kabupaten Paser ambil bagian untuk suksesnya output ketahanan pangan yang sustainable. Dan output come nya adalah sukses swasembada.Kita tunggu bukti keberpihakan itu di lapangan. (H.IJ)