Makassar,-mitramabes.com.
Penutupan gerbang masuk dengan timbunan batu gunung ke lahan bangunan Indogrosir di Kilometer 18, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin [22/5] kemarin, oleh ahli waris Tjoddo, benar-benar membuat perusahaan itu lumpuh total. Terpantau oleh media mitramabes saat meninjau ke lokasi, Selasa 23 Mei 2023.
Hingga Selasa [23/5] pagi ini, tumpukan batu gunung itu terlihat masih berada di tiga gerbang masuk lahan bangunan Indogrosir. Kondisinya masih sama persis dengan situasi yang terjadi pada Senin pagi kemarin, saat ahli waris Tjoddo dan puluhan anggota Lembaga Aliansi Indonesia menumpahkan enam truk batu gunung di depan tiga gerbang masuk Indogrosir.
Akibat aksi itu, Indogrosir pun praktis stop operasi selama 24 jam penuh pada Senin kemarin.
Kondisi stop operasi ini, dipastikan masih akan dialami Indogrosir pada hari Selasa ini. Sebab, batu-batu gunung asal Pangkep yang kemarin ditumpahkan langsung dari enam truk di depan tiga gerbang masuk lahan bangunan Indogrosir, masih berada di tempat yang sama. Sejumlah baliho besar yang ditempelkan ahli waris Tjoddo dan anggota Lembaga Aliansi Indonesia, juga masih tertempel di ketiga gerbang dan pagar lahan bangunan Indogrosir. Ini berarti, kerugian sangat besar masih akan dialami Indogrosir. Bukan tidak mungkin, angka kerugian telah menyentuh nilai puluhan milyar rupiah, mengingat keberadaan Indogrosir sebagai perusahaan pemasok barang bagi ratusan ritel grup usahanya di seluruh daerah di Sulawesi.
Bagi ritel yang selama ini rutin terlayani pasokan barangnya dari Indogrosir, kondisinya pun dipastikan tak kalah menyedihkan. Sebab, sejak Senin kemarin hingga Selasa ini, mobil-mobil ekspedisi dari ritel-ritel itu tak bisa lagi masuk dan keluar mengambil barang dari Indogrosir.
Bila kondisi ini terus berlanjut hingga waktu yang lama, bisa dipastikan ritel-ritel itu akhirnya harus stop operasi juga.
Dan, semua fakta pahit itu dipastikan bukan sekadar impian kosong. Sebab, Rabu [24/5] besok, seratusan mahasiswa se-Kota Makassar dikabarkan akan melakukan aksi unjuk rasa di depan lahan bangunan Indogrosir, sebagai wujud solidaritas dan dukungan bagi ahli waris Tjoddo.
Dukungan mahasiswa ini, disambut ahli waris Tjoddo dengan menyiapkan eskavator untuk meratakan bangunan Indogrosir. “Pendeknya, kami siap mati di tanah kami,” tegas Abd Jalali Dg. Nai, ahli waris Tjoddo.
Mengingat sudah dua hari rugi besar, akibat aksi penutupan dengan batu gunung di depan gerbang masuk lahannya di Kilometer 18, Indogrosir tentu harus selekasnya menyikapi tekad ahli waris Tjoddo itu, bila tak ingn usahanya stop operasi selamanya. [ ESV MBS]