Masyarakat 9 Desa yang Terdampak Waduk Karian, Siap Aksi Ke Istana Negara

Senin, 2 Desember 2024 - 08:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LEBAK BANTEN mitramabes.com Seiring adanya pembangunan waduk Karian yang keberadaanya sudah diresmikan oleh Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, pada awal tahun 2024 , ternyata masih menyimpan sejumlah permasalahan di masyarakat yang lahannya, fasilitas umum dan fasilitas sosialnya belum mendapat hak ganti rugi atas lahan milik mereka yang saat ini kondisinya sudah tenggelam oleh genangan air waduk Karian, sehingga mereka akan melakukan aksi gabungan ke Istana Negara di Jakarta.

 

“ Fasilitas ibadah dan lahan masyarakat di desa kami, desa Tambak kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, yang saat ini sudah hilang tergenang air waduk Karian, belum ada kejelasan untuk penggantinya, padahal berbagai cara dan komunikasi sudah kami tempuh. Apabila belum ada jawaban pasti, kami siap menggelar aksi gabungan 9 desa untuk menyampaikan aspirasi kami ke Istana Negara, agar bisa didengar sampai ke telinga Presiden Prabowo,”ungkap salahseorang warga desa Tambak, Adang Boy, kepada awak media ini, didampingi rekan-rekannya dari 9 desa lainnya,Minggu (1/12/2024).

 

Permasalahan hampir serupa juga dialami oleh warga desa Sukajaya kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, yang lahan pemakaman warganya belum ada pemindahan tapi saat ini area pemakamanya sudah tergenang air.

 

“ Pemakaman itu adanya di kampung Taganjing desa Sukajaya. Akhirnya pihak desa dan masyarakat bergotong royong memindahkan kerangka keluarga kami yang dimakamkan disitu dengan bantuan mesin sedot air seadanya. Padahal kami sudah memohon kepada pihak balai besar melalui PJ Bupati Lebak untuk membuka sedikit pintu air bendungan Karian, agar lahan pekuburan dan lahan masyarakat yang belum beres urusan kompensasi atau ganti ruginya jangan sampai terendam dulu. Tapi permohonan kami tetap tidak digubris,” beber Ulil Amri, warga desa Sukajaya.

 

Pada kesempatan yang sama, warga desa Bungur Mekar kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Odon, menyampaikan keluhan yang serupa dengan temen-temannya dari desa yang lain.

 

“ Berdasarkan informasi dan data yang kami ketahui , sebetulnya masih banyak lahan atau bidang milik masyarakat yang belum dibayarkan ganti ruginya sepeserpun. Klo tidak salah masih lebih dari 1000 bidang lagi yang bermasalah belum dibayar oleh pihak balai besar. Termasuk lahan kebun punya saya pribadi yang sudah ada sertipikatnya,” beber Odon.

 

Semua pernyataan dan keluhan dari perwakilan warga yang terdampak genangan waduk Karian tersebut, dibenarkan oleh Ketua Forum Silaturahmi 9 Naga Karian, Arya Megantara, yang juga lahan milik keluarganya di desa Calungbungur, kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, juga belum dibayar sepeserpun tapi sudah hilang terendam air waduk Karian dan sudah menunggu proses pembayaranya hampir setahun sejak dinyatakan berkas lengkap oleh BPN dan diterima pihak LMAN.

 

“ Sebenarnya kami sudah cukup bersabar, sudah berupaya menyampaikan keluhan-keluhan kami ini kepada pihak terkait, tetap menjaga kondusifitas dan berupaya bersinergi dengan pihak balai besa dan pihak terkait lainnya. Tapi ketika hak – hak kami dirampas, harga diri kami diinjak-injak dengan perlakuan dholim dan sewenang wenang, maka tidak ada kata lain selain kata lawan. Klo sampai tidak ada kejelasan di awal bulan Desember 2024 ini, maka kami sepakat siap menggelar aksi gabungan ke Istana Negara. Kami tidak pernah neko-neko, cuma minta hak kami segera dibayarkan,” ujarnya.

 

Dijelaskanya pula bahwa forum yang dia ketua tersebut adalah wadah silaturahmi bagi warga di 9 desa yang terdampak adanya waduk Karian, untuk berjuang bersama menuntut hak-hak masyarakat dan menggali potensi usaha wisata serta UKM bagi masyarakat setempat yang ada di desa masing-masing agar jangan sampai nantinya cuma jadi penonton di desanya sendiri.

 

“ Terkait semua keluhan dan permasalahan masyarakat ini, pernah saya sampaikan langsung pada satu kesempatan rapat dengan pihak balai besar minggu lalu, yang diwakili oleh Pak Zulfan, dia menyampaikan bahwa urusan tersebut bukan lagi ada balai besar, namun sudah di BPN dan LMAN. Namun menurutnya pembayaran tersebut tinggal menunggu tandatangan dari Menteri Keuangan. Dia juga meminta masyarakat yang belum mendapat pembayaran ganti rugi agar tetap bersabar, menjaga kondusifitas dan dengan keikhlasanya tanahnya sudah terendam akan dibalas pahala oleh Allah Swt,” pungkas Mega.

 

(H.SOLIHIN MBS)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Mars Polri Gema di Langit Lampung, Kapolda: Ini Tradisi yang Menggelorakan Jiwa Bhayangkara!
Cegah Karhutla Meluas, Personel Polsek Tigabinanga Cek Titik Hotspot di Desa Kem Kem
Sat Samapta Polres Tanah Karo Gelar Patroli Stasioner, Amankan Lokasi Laka dan Kebakaran di Kabanjahe
PATROLI DIALOGIS POLRES TANAH KARO
KEPSEK SMAN1 CARIU, MENDISKRIMINASI MURIDNYA GARA-GARA SAKIT SEHARI DI JADIKAN ALASAN TIDAK NAIK KELAS.
Polres Subang Gelar Acara Peringatan Hari Bayangkara Ke 79 Tahun 2025
HUT BHAYANGKARA KE-79 POLRES LANGKAT, POLRI UNTUK MASYARAKAT

Berita Terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 13:33 WIB

Mars Polri Gema di Langit Lampung, Kapolda: Ini Tradisi yang Menggelorakan Jiwa Bhayangkara!

Rabu, 2 Juli 2025 - 12:25 WIB

Rabu, 2 Juli 2025 - 11:50 WIB

Cegah Karhutla Meluas, Personel Polsek Tigabinanga Cek Titik Hotspot di Desa Kem Kem

Rabu, 2 Juli 2025 - 11:47 WIB

Sat Samapta Polres Tanah Karo Gelar Patroli Stasioner, Amankan Lokasi Laka dan Kebakaran di Kabanjahe

Rabu, 2 Juli 2025 - 11:40 WIB

KEPSEK SMAN1 CARIU, MENDISKRIMINASI MURIDNYA GARA-GARA SAKIT SEHARI DI JADIKAN ALASAN TIDAK NAIK KELAS.

Berita Terbaru

NASIONAL

Rabu, 2 Jul 2025 - 12:25 WIB