Mitramabes.com-Serdang Bedagai, Sumatera Utara – Limbah dari pabrik kelapa sawit (PKS) milik PT. Bersama Oesaha Saragih Sejahtera (BOSS) kembali menjadi sorotan warga Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Limbah pabrik yang berlokasi di Desa Bandar Maruhur, Kecamatan Silo Kahean, Kabupaten Simalungun, yang berbatasan dengan Sergai, mencemari Sungai Belutu, aliran utama bagi persawahan di wilayah Dolok Masihul. Dampak pencemaran ini mengakibatkan kerusakan parah pada tanaman padi dan mengancam mata pencaharian petani setempat.
Kerusakan Tanaman dan Gagal Panen
Limbah yang dibuang ke Sungai Belutu diduga menyebabkan kerusakan ribuan hektare lahan persawahan di Dolok Masihul, yang tercemar hingga mengakibatkan gagal panen. Air sungai yang kotor meresap ke sawah-sawah milik warga, mengubah padi dan tanaman lain menjadi layu dan rusak. Kondisi ini memaksa para petani berjuang menghadapi ancaman lahan pertanian mereka yang tidak lagi subur.
Mengingat Keluhan datang pada waktu lalu dari warga enam desa yang terdampak, yaitu Desa Kerapuh, Tegal Sari, Pardoman, Damai, Huta Nauli, dan Kelurahan Pekan Dolok Masihul. Mereka bergabung dalam Persatuan Petani Dolok Masihul (PPDM), yang terdiri dari 30 kelompok tani (Poktan). Salah satu warga, A Ginting, menuturkan bahwa sejak lama mereka menduga limbah dari PKS PT. BOSS menjadi penyebab utama pencemaran ini, mengingat PKS tersebut adalah satu-satunya pabrik yang berada di hulu Sungai Belutu.
Kesaksian sempat menggerutu pada Warga Dolok Masihul salah satunya A. R Lubis, seorang warga Desa Tegal Sari, mengungkapkan bahwa tanaman padi keluarganya juga rusak akibat limbah tersebut. Menurutnya, beberapa warga bahkan menangis ketika melihat padi mereka yang baru ditanam tidak tumbuh dengan baik. “Rumput sama padi udah hampir sama. Ini baru ditanam, udah botak,” ucap A. R Lubis sambil menunjukkan kondisi tanamannya yang kering dan rusak.
Keluhan serupa juga diungkapkan oleh petani lain, AK Silitonga ,yang mengamati warna hitam pada air di saluran irigasi. Hal ini dibenarkan oleh Dedek warga yang tinggal di pinggir saluran irigasi tersebut. “Kami sering kali melihat air itu berwarna hitam melintas beberapa kali,” ungkapnya.
Permintaan Tindakan Tegas
Tim Koalisi Pewarta,Aktivis LBH dan LSM bersama Warga berharap pemerintah setempat dan pihak berwenang dapat segera turun tangan mengatasi pencemaran ini. Tim koalisi dan Para petani Dolok Masihul meminta agar PT. BOSS segera menghentikan pembuangan limbah yang mencemari Sungai Belutu, sehingga mereka dapat kembali bercocok tanam dengan aman tanpa ancaman gagal panen.
Masalah ini memerlukan perhatian segera agar kerusakan ekosistem sungai dan lahan pertanian warga tidak berlanjut, demi menjaga kelangsungan hidup dan kesejahteraan petani Dolok Masihul.dan tentunya demi program pemerintah tentang ketahanan pangan.( AS)