Tanjungbalai-MitraMabes.com Pemerintah Kota Tanjungbalai menggelar acara Pagelaran Adat Diraja Melayu Asahan Istiadat Penobatan Sultan Asahan XIII Seri Paduka Yang Mulia Sultan Muhammad Iqbal Alvinanda Abdul Djalil Rahmadsyah di Balairung Kehormatan Alun-Alun Sultan Abdul Djalil, Tanjungbalai, Kamis 10 Agustus 2023/23 Muharram 1445 H.
Acara dihadiri Gubernur Sumatera Utara H Edy Rahmayadi yang bergelar Datuk Laksamana Nara Diraja Asahan dan Walikota Tanjungbalai H Waris Tholib yang bergelar Datuk Kesatria Indra Diraja Asahan.
Dalam sambutannya, Walikota Waris mengatakan acara tersebut diselenggarakan guna menjaga dan melestarikan adat-adat Diraja Kesultanan Asahan turun temurun.
“Hari ini kami menjadi pihak yang paling bergembira, karena bisa menjadi rumah dalam sebuah kegiatan yang akan menjadi sejarah. Kebahagiaan kami rasanya tak cukup disampaikan dengan kata-kata. Pasalnya, pengangkatan yang hari ini dilakukan menjadi bukti bahwa Tanjungbalai adalah rumah bagi suku Melayu, bahwa Tanjungbalai akan selamanya menjadi ikon dari Melayu, khususnya Melayu Asahan.
Sudah lebih 300 tahun Kesultanan Asahan berdiri dan beroperasi di Tanjungbalai sejak hari itu dan Alhamdulillah hari ini masih menjadikan Tanjungbalai sebagai tempat bernaung, tempat berhimpun dan berkumpul. Ini kebanggaan yang tak didapatkan oleh daerah lain. Atas nama Pemerintah Kota dan masyarakat Tanjungbalai saya mengucapkan selamat atas pengangkatan Sultan Asahan ke XIII dan yang paling merasa mendapatkan anugerah dari pengangkatan ini adalah kami, masyarakat dan Pemerintah Kota Tanjungbalai,” katanya.
Selain itu Walikota Waris yang bergelar Datuk Kesatria Indra Diraja Asahan menyatakan komitmennya sebagai kepala daerah untuk mengembalikan sejarah keberadaan Negeri Melayu di Kota Kerang.
“Pemerintah Kota Tanjungbalai akan berupaya meraih kembali kejayaan negeri melayu di Tanjungbalai. Sudah selayaknya, Pemko Tanjungbalai dan Kesultanan Asahan menjalin berbagai kerjasama kedepannya demi pengembalian identitas budaya Melayu di kota ini. Anak-anak generasi kedepan harus mengenal kearifan lokal dan budaya. Tentu saja kita tidak akan pernah bisa mengesampingkan sejarah dan keberadaan Kesultanan Asahan dan suku Melayu di daerah ini,” jelasnya.
Adapun rangkaian acara Istiadat Pertabalan (Penobatan) Sultan Asahan XIII yaitu sebelum proses Pertabalan, Sultan beserta orang besar dan tamu agung menuju tempat istiadat penobatan yang diiringi oleh Hadrah dan disambut Sinandong Syair Ketibaan Asahan. Selain itu Atraksi Pencak Silat juga dilakukan dalam penyambutan sebagai lambang kebesaran Kesultanan Asahan. Rombongan Tuanku Sultan di kawal oleh Laskar Kesultanan sebanyak 20 orang.
Dalam Prosesi Pertabalan, diawali Penghormatan dan Penyerahan Benda Pusaka Regalia Kebesaran Diraja Kesultanan Asahan, Pengantaran Pedang Bawar dan Jurong oleh Tengku Alexander bergelar Tengku Pangeran Mangkubumi, Tengku Zulkarnain Alhaj bergelar Tengku Pangeran Wirabuana, Datuk Razuar bergelar Datuk Bijaksana Bestari dan Datuk Ahmad Mastur bergelar Datuk Muda Amar Diraja.
Kemudian Pembacaan Surat Pengakuan dan Pengangkatan Sultan oleh Tengku Alexander bergelar Tengku Pangeran Mangkubumi Ibni Almarhum Saibun Abdul Jalil Rahmadsyah. Lalu Pembacaan Ikrar oleh Sultan Muhammad Iqbal Alvinanda Abdul Jalil Rahmadsyah Sultan Asahan XIII yang dilanjutkan dengan Penyematan Mahkota, Penyematan 2 Keris dan Sembah Hormat kepada Bunda Dr Eva Mutia Harun. Terakhir Pembacaan Ikrar Taat dan Setia dari Orang Besar Kerapatan Adat Kesultanan Negeri Asahan yang dipimpin Datuk Erwin Ginting Suka bergelar Nama Laksmana.
Acara dihadiri Ketua DPRD H Tengku Eswin, Dandim 0208/Asahan Letkol Inf Muhammad Bassarewan, Kapolres Asahan AKBP Ricky H Maraung, Ketua TP PKK Hj Fatiah Haitami dan Ketua Mui H Hajarul Aswadi, rombongan perwakilan keluarga Kesultanan dari Aceh, Medan, Batu Bara, Langkat, Asahan dan Tanjungbalai, Pimpinan OPD, Camat, Lurah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Etnis, Insan Pers dan para siswa siswi SD, SMP dan SMA(A.A)